Oleh : Jumiliati
Perang Gaza-Israel masih belum berakhir, meski gencatan senjata beberapa kali dilakukan nyatanya penyerangan terhadap warga sipil Gaza terus saja terjadi, parah nya kini pusat Distribusi pangan Gaza sengaja ditutup oleh militer Israel.
Jakarta Bersatu. com_ Pada 4 Juni 2025 kemarin, Juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, pdflatform X, menyampaikan bahwa penutupan pusat distribusi dilakukan untuk keperluan rebovasi, reorganisasi, dan peningkatan efisiensi.
Penutupan terjadi sehari setelah militer Israel dilaporkan menyerang sekelompok warga Palestina yang tengah menunggu bantuan di bundaran Al- Alam, Rafah, selatan Gaza.
Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 27 orang. Lebih jauh, kantormedia Pemerintah Gaza menyatakan bahwa sejak 27 Mei lalu, serangan Israel di sekitar pusat distribusi, yang dikelola G HF dan didukung oleh Israel dan Amerika Serikat telah menyebabkan 102 kematian dan mencederai 490 warga lainnya.
Sungguh ironis umat Muslim yang merupakan umat terbesar di dunia tidak bisa membela dan membebaskan saudara Muslim nya di Gaza, bahkan bantuan pangan bagi meraka dihadang oleh Israel, untuk memperoleh makanan pun mereka harus meregang nyawa oleh serangan Israel, kemana saudara Muslim yang jumlahnya miliyaran didunia ini?Umat Muslim bagaikan buih di tengah lautan, banyak tapi tidak bisa berbuat apa-apa untuk membebaskan penjajahan diatas tanah Palestina.
Bahkan dari mereka ada yang bekerja sama dengan Zionis laknatullah dan mengusulkan solusi dua negara jangan kan rasa ikatan kuat sesama Muslim rasa kemanusian pun seakan hilang dari hati mereka. Padahal di dalam Al-Qur’an telah memperingatkan kan di dalam surat Muhammad ayat 35 yang artinya :
Maka janganlah kamu lemah dan mengajak berdamai, padahal kamulah yang paling unggul (Qs.Muhammad : 35).
Sungguh ini merupakan penghianatan terbesar yang dilakukan sesama Muslim, tidak kah mereka sadar jika seluruh kaum muslimin bersatu untuk memerangi Zionis maka dalam sekejap mata Zionis akan musnah dengan kekuatan kaum Muslim dari seluruh negara di dunia.
Namun itu hanyalah angan dari kita yang sudah geram dengan kenyataan ini, karena selama kaum muslimin tidak memiliki Junnah sebagai pelindung umat, maka selama itu pula kaum muslimin tidak bisa saling tolong-menolong untuk menghilangkan penderitaan saudaranya.
Selama dunia ini mencampakkan aturan Islam dengan tidak mengambil hukum Allah sebagai aturan kehidupan dan menggunakan hukum selain Allah, maka selama itulah kaum muslimin tercerai – berai oleh batas-batas wilayah yang menyulitkan mereka untuk saling membela.
Hanya dengan bersatunya umat Islam dalam bingkai khilafah sebagai satu-satunya kepemimpinan tertinggi yang merupakan solusi terbaik untuk saat ini. Karena dengan tegaknya khilafah sebagai sistem pemerintahan islam, yang mengatur setiap aspek kehidupan dengan aturan islam, dengan satu komando mampu untuk mengirimkan pasukan jihad untuk membebaskan Gaza.
Gaza merupakan bagian dari Palestina yang merupakan tanah para nabi, yang merupakan kiblat pertama bagi umat islam harus dibebaskan oleh kaum Muslim, seperti yang telah terjadi dimasa kekholifan Ummar bin Khattab yang membebaskan Palestina dari cengkraman kekuasaan Romawi Timur pada tahun 637 Masehi. Tak hanya itu di Palestina juga dibebaskan dari tentara salib oleh Salahuddin Al Ayyubi pada tahun 1187 Masehi atau 24 Rabiul awal 583 H setelah pertempuran Hathin mengalahkan Guy Lusignan di wilayah padang rumput antara Palestina dan Damaskus.
Demi kemerdekaan Palestina terutama bagi Gaza yang dilanda penderitaan dan nestapa sudah selayaknya kita membangkitkan kembali rasa kemanusiaan yang mati diantara para pemimpin Muslim, tidak hanya rasa kemanusiaan tapi yang terpenting adalah membangkitkan kembali satu kepemimpinan Islam yang mampu membebaskan Palestina yaitu khilafah.
Karena hanya dengan kembali kepada kepemimpinan islam kita dapat membebaskan suadara Muslim kita tidak hanya di Palestina tapi juga saudara Muslim kita di seluruh dunia. ***