Untuk Tahun Ini, SONS Palembang Terima Siswa Baru untuk Difabel

Securitynews.com, PALEMBANG- Sekolah Menengah Atas (SMA) Sekolah Olahraga Negeri Sriwijaya (SONS) Jakabaring Palembang tahun ini menerima siswa baru untuk siswa reguler dan difabel yakni tunadaksa. Untuk kuota reguler sebanyak 96 siswa dan kuota difabel sebanyak 20 siswa.

Kepala SMA SONS Palembang Aliyudin Asral mengatakan, pada tahun ajaran 2023-2024 berdasarkan arahan Gubernur Sumsel melalui Kadis Pendidikan Sumsel membuka pendaftaran PPDB untuk siswa difabel yakni tunadaksa. “Tahun ini kita menerima siswa dari Difabel sebanyak 20 orang,” ujarnya saat diwawancarai di ruang kerjanya, Senin (27/2/2023).

Lebih lanjut Aliyudin menjelaskan, selain siswa difabel, juga dibuka PPDB untuk siswa reguler. “Untuk siswa reguler kita menerima 96 orang. Pendaftarannya sama untuk siswa reguler dan difabel yakni pada 14 Februari sampai 14 Mei secara online di website Dispora Sumsel,” katanya.

Aliyudin menerangkan, penerimaan siswa difabel ini merupakan proyek pemerintah Provinsi Sumsel dan satu-satunya di Indonesia. “Selama ini kita menerima atlet reguler yang bagus fisiknya. Sekarang kita mencoba menerima siswa difabel, karena pada saat kita mengikuti Para Games atlet Sumsel kompetitif di nasional misalnya kalau prestasi reguler di Koni itu peringkat kita sulit beranjak 10 besar. Nah, MPC ini atlet kita ada yang sampai juara dunia, itulah membuat kita bahwa kita SONS sekarang bukan hanya melaksanakan kegiatan asuh untuk siswa reguler yang normal secara fisik. Tapi kita juga untuk difabel. Untuk tahun ini kita hanya menerima difabel khusus tuna daksa tuna yang kekurangan hanya pada fisik tubuh misalnya tangannya atau kakinya agak bermasalah,” bebernya.

“Kita menerima tuna daksa karena pertama karena fisiknya kurang. Tapi otaknya tetap normal, dan anak-anak tersebut tetap sekolah seperti biasa. Nah di saat inilah kita bantu mereka sekarang kita akan ambil anak-anak ini dari sekolah umum. Karena anak tuna daksa ini terkadang disekolah umum mereka dibully. Nah disini mereka kita kumpulkan. Insya Allah bullying akan menipis, kita bersama-sama dengan anak-anak kita di sini diberi pengertian bahwa ini anak kita yang secara fisik kurang tapi prestasinya bagus,” tambah Aliyudin.

Dia menuturkan, anak-anak yang sekolah di SONS itu diasuh mulai sekolah gratis l, makan gratis, dan menginap gratis. “Inilah yang membuat kita belum bisa mengambil banyak kluntuk difabel. Di tahun depan kita mohon Gubernur Sumsel kiranya dibuatkan gedung khusus karena tempat tinggal mereka tidak sama dengan anak-anak yang reguler. Termasuk juga mungkin peralatan khusus di sini kita ada bulutangkis ada tenis meja yang mungkin ketinggiannya buat berbeda. Nah inilah kami bekerja sama dengan MPCI Sumsel. Kemarin sudah kolaborasi kami, dan mereka sudah datang ke sini untuk supaya pelaksanaan ini bisa dilaksanakan di tahun ini,” katanya.

Aliyudin mengungkapkan, penerima siswa difabel ini kan tahun pertama. Sehingga masia belajar dulu dengan keadaan. “Kita coba dulu karena mempersiapkan infrastrukturnya, kita lihat kira-kira perkembangannya seperti apa. Tapi kita lihat tuna daksa biasanya tidak terlampau berat. Karena biasanya fisiknya cukup hanya kadang tangan atau kakinya saja yang kurang sempurna misal tangganya ada yang kecil, ini banyak di anak-anak bulutangkis,” katanya.

Untuk tenaga pendidiknya, dia menerangkan, tenaga pendidiknya dari MPC Sumsel akan menyediakan. “Karena kita biayanya dari negara kita ikuti aturan negara. Dasar hukumnya kita ikuti, kita lihat perkembangan selama 1 tahun ini apakah mereka bisa berkembang dengan baik. Karena pada masanya kita akan memisahkan mereka pada tempat yang khusus lagi. Seperti di Solo mereka ada khusus difabel, ada hotel yang bagus kelas dunia ditempatkan di sana oleh kementerian olahraga. Kita berharap seperti itu juga di Sumsel pada masanya anak-anak ini benar-benar matang dalam segi kegiatannya kita minta terpisah tempatnya, misalnya bersebelahan bisa bersebelahan di SONS supaya mereka berkumpul dengan sesama difabel. Karena untuk tahun ini mereka masih digabung dengan anak reguler. Sampai kita lihat di tahun depan apakah animo masyarakat misalnya cukup antusias, maka kita akan ajukan untuk penambahan sarana dan prasarana di sini,” tutupnya.

Laporan : Akip
Editing : Imam Gazali

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *