Securitynews.co.id, BANYUASIN- Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Banyuasin yang belum terserap sekitar Rp 1 triliun kini menjadi sorotan masyarakat luas. Sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (ODP) yang terlibat dalam hal tersebut dipertanyakan kinerja dan profesionalitasnya.
Mewakili masyarakat, Ketua Aliansi Masyarakat Untuk Institusi (Amunisi) Efriadi Efendi mengatakan penggunaan anggaran di Banyuasin ini pengelolaannya tidak profesional, terutama mustahil 40 dewan tidak tahu dengan anggaran itu, apalagi Badan Anggaran (Banggar).
“Realisasi anggaran sekitar Rp 1,1 triliun itu tidak akan selasai dalam waktu 1,5 – 2 bulan, kalau tidak selesai nanti masuk Silpa, kalau tidak selesai yang rugi Banyuasin, ini yang perlu disikapi oleh LSM, media dan semua pihak,” ujarnya.
Uju Efri (Panggilan akrab Efriandi Efendi) bersyukur, ternyata dari sekian banyak anggota dewan masih ada berani mengkritisi dan mengerti dalam hal keuangan seperti yang dilakukan anggota DPRD Banyuasin Fraksi Golkar Muhammad Nasir.
“Saya mengapresiasi kinerja anggota DPRD Banyuasin dari fraksi Golkar Muhammad Nasir yang sangat kritis dalam hal keuangan dan mengerti tentang anggaran. Inilah fungsi seorang dewan, harus kerja profesional, ini Bapenda saya yakin memberikan laporan supaya Bupati senang,” jelasnya.
Ditegaskan Uju Efri antara BPKAD, Bappeda dan Bapenda ada keterkaitan dalam hal ini, mustahil tidak bisa memonitor anggaran hingga dalam waktu sisa 2 bulan ini sampai belum terealisasi Rp 1 triliunan lebih. Padahal kemarin Bupati Banyuasin sesumbar PAD Banyuasin naik, kalau memang masih banyak sisa uang, mengapa kemarin sampai ada Dana pinjaman sebesar Rp 288 Miliar untuk membangun Banyuasin ?
“Kalau memang terjadi demikian, kami akan turun ke lapangan, kami akan memakai cara kami baik itu dengan cara orientasi ataupun berdemo. kami minta evaluasi kinerja baik itu BPKAD, Bappeda maupun Bapenda untuk di daur ulang lagi, harus orang kompeten dibidangnya, kalau begini rugi Banyuasin. kalau Banyak duit tersimpan, kenapa Minjam Rp 288 Miliar,” tegas Efendi.
Laporan : Deni
Editor/Posting : Imam Ghazali