Securitynews.co.id, PALEMBANG- Tepuk tangan penonton dan sebagian pegunjung Palembang Square (PS) Mall Palembang, sore itu nyaris memenuhi ruang kompetisi seni dalam even Musi Star Festival (MSF) 2022 yang ditutup secara resmi, belum lama ini, Sabtu, (23 Desember 2022).
Riuh redamnya peserta lomba dan penonton MSF 2022 ini, bukan hanya karena pengumuman para pemenang lomba seni, tetapi, di akhir acara, Tim Rumah Budaya Plembangnian (RBPN) dan para pekerja seni musik, melounching 24 lagu daerah.
Empat Lagu Dilounching
Sebagai pembuka lounching lagu daerah, sedikitnya 4 lagu yang secara simbolik didemonstrasikan di atas panggung, menjelang pengumuman para pemenang lomba seni dan penutupan MSF 2022.
Tiga judul lagu itu; Karomah Kiai Marogan ciptaan Gerry Iskandar, Benteng Kuto Besak ciptaan Anwar, Sultan Mahmud Badarudin II ciptaan Atan dan Lagu Empat Lawang ciptaan Ican Rajapase.
Lisa Surya Andika, Pembina dan Pengelola RBPN, menjelaskan, selain 4 lagu yang ditampilkan pada penutupan di hadapan ratusan penonton dan peserta MSF 2022, ada 20 lagu berbasis Kabupaten Lahat ciptaan Ogie Maulana, yang dikemas dalam satu album, di aransemen Muhammad Ipul dengan Produser LS Andika.
20 Lagu dari Lahat
“Total lagu yang diproduksi ada 24 lagu Sumsel. Semua hasil garapan RBPN Production, dan ada dua puluh lagu yang berasal dari Kabupaten Lahat,” tegas Lisa, saat ditemui di lokasi acara, Sabtu (23 Desember 2022).
Pada kesempatan itu, Heri Listio, Ketua Panitia MSF 2022, mengapresiasi atas minat dan animo peserta yang sangat besar. Heri menilai, even yang digelar tahun ini, merupakan gelar seni yang luar biasa, baik dari peserta, kemasan acara dan partisipasi sponsor, yang turut mendukung acara ini. “Sangat luar biasa. Apreasiasi para wali murid, pelajar dan mahasiswa pada even kali ini sangat bagus. Saya juga sangat apresiatif atas empatik dari para sponsor, panitia yang sudah ikut menyukseskan acara ini. Ke depan, kita akan tingkatkan even serupa dengan lebih baik lagi,” ujar Heri.
Fortas Siap Mendampingi Seniman
Sementara itu, menanggapi gelar prestasi seniman musik dan lounching lagu daerah Sumsel di acara penutupan MSF 2022, Yosep Suterisno, SE, Ketua Forum Teater Sekolah (FORTAS) Sumsel menilai, kiat kerja kreatif para seniman musik ini, diharapkan dapat menjadi motivasi bagi seniman lainnya di berbagai cabang seni.
Namun demikian, hal penting yang mesti menjadi perhatian berbagai pihak, menurut jebolan Teater Leksi Palembang ini, sebuah karya seni, apapun bentuknya harus dikelola serius, sehingga karya yang timbul ke permukaan bukan sebatas kepuasan moral (batiniah) seniman, tetapi juga bisa berbuah finansial (uang).
Seni Harus Hidup dan Menghidupi
Oleh sebab itu, menurut Yosep, ada sisi penting yang harus dimaksimalkan dalam karya seni, sehingga produk seni bisa hidup dan menghidupi, baik secara kelembagaan maupun bagi seniman itu sendiri, secara ekonomi. “Maksud saya, setelah karya seni tercipta, kita akan bertanya, karya itu mau kita apakan? Kalau sekadar puas, si pencipta dipastikan sudah puas, tapi puas secara batiniah. Sementara, puasnya batin harus beriring dengan perolehan material supaya seniman juga puas materi juga, sebagai efek dari proses kreatif seniman,” tegasnya.
Terkait dengan hal itu, Yosep menegaskan, Fortas Sumsel membuka diri seluas-luasnya untuk mendampingi secara marketing terhadap karya-karya seniman di Sumsel, dari berbagai cabang. “Insya Allah melalui Fortas Sumsel, saya dan kawan-kawan siap akan mendampingi secara menejerial marketing, sehingga karya seni di Sumsel yang sudah diproduksi akan membuahkan hasil yang luar biasa, bisa tampil di even nasional bahkan internasional, sehingga akan memberi kepuasan, baik moral dan juga kepuasan finansial bagi para seniman,” ujarnya.
Sumber : Rilis
Posting : Imam Gazali