Securitynews.co.id, KERINCI | Adanya gangguan provider yang di kelola PT Infratech (IFT) Indonesia membuat tim pihak perusahaan Infratech melakukan pengecekan di beberapa titik lokasi di Kabupaten Kerinci.
Dari pantauan leading sektor PT. Infratech Indonesia di lapangan ditemukan banyak kejanggalan saat melakukan investigasi di tower-tower provider, alhasil ditemukan kabel FO dirusak di 7 titik lokasi, diantaranya di daerah jalan Kerinci Tapan KM 19, Sungai Ning dan Sungai Bungkal.
Presiden Direktur PT Infratech (IFT) Indonesia, Anton Sudirgouw sangat menyanyangkan terjadinya hal tersebut. Menurutnya pengrusakan kabel FO ini sangat berpengaruh kepada jaringan provider.
“Ini sangat berpengaruh terhadap jalur komunikasi di wilayah tersebut, dan mengakibatkan putusnya jaringan seluler, apalagi di 7 titik lokasi di wilayah Kerinci,” ungkapnya.
Anton Sudirgouw mengatakan akan cek dan ricek kenapa hal ini bisa terjadi dan memerintahkan timnya untuk membuat laporan.
Sementara, Amin Bunyamin, External Affairs (EA) PT Infratech (IFT) Indonesia mengatakan, mewakili perusahaan sudah membuat laporan terkait hal tersebut di Polres Kerinci, Sabtu (16/7/2022).
Hal ini tertuang dari bukti lapor dengan Nomor: STLP/B-119/VII/2022/SPKT/Polres Kerinci/Polda Jambi.
Berdasarkan laporan polisi nomor: LP/B/119/VII/2022/SPKT/Polres Kerinci/Polda Jambi, Pelapor dalam hal ini Amin Bunyamin mengatakan pihak perusahaan (saksi:red) menemukan kabel FO dirusak sebanyak 7 titik lokasi diantaranya di daerah jalan Kerinci Tapan KM 19, Sungai Ning, Sungai Bungkal.
“Kabel FO yang dirusak di Sungai Ning, jadi kami dari Pihak PT Infratech melaporkan hal tersebut di Polres Kerinci,” ungkap Amin.
Menurutnya, dari 7 titik lokasi tersebut kerugian PT Infratech Indonesia berkisar sekira Rp. 25 juta.
“Namun kalau bicara soal finansial, berapa banyak customer celuler yang dirugikan akibat aksi sabosate ini dan ini sangat besar nilainya,” bebernya.
Saat ditanya kemungkinan adanya sabotase dari karyawan sendiri, Amin menuturkan, kemungkinan itu mungkin ada. “Kalau bicara dengan bahasa diduga adanya sabotase dari karyawan (mitra kerja:red) yang nakal, tentunya sesuai perintah atasan akan melakukan penyelidikan bersama pihak kepolisian,” tegasnya.
“Kita akan membantu pihak kepolisian untuk cek dan ricek, karyawan, maupun yang non karyawan, karena semua kemungkinan pasti ada, nanti tergantung polisi bagaimana cara memprosesnya,” pungkasnya.