Tingkatkan Produktivitas, Berikut 11 Tahapan Produksi Benih Padi Ala Distan PALI

Securitynews.co.id, PALI- Pemerintah Kabupaten PALI melalui Dinas Pertanian membagi Teknik Produksi Padi yang ditujukan untuk meningkatkan produktivitas.

Kepala Dinas Pertanian PALI melalui Sekretaris Dinas Ali Sadikin menjelaskan bahwa penyebab produktivitas padi rendah disebabkan karena varietas yang biasa ditanam petani dewasa ini tidak mampu lagi berproduksi lebih tinggi akibat kemampuan genetiknya yang terbatas. Varietas Unggul Baru (VUB) Padi yang dianjurkan adalah inpari-32, inpari-42, dan lain-lain.

Ada 11 tahapan yang bagus dalam produksi benih di antaranya Penentuan lokasi. Lahan subur dengan irigasi teknis, serta merupakan lahan bera atau lahan bekas pertanaman dari varietas yang sama, atau varietas lain yang karakteristik pertumbuhannya berbeda.

Apabila dalam satu hamparan terdapat 2 atau lebih varietas yang berbeda, maka perlu diberi isolasi, baik isolasi waktu atau isolasi jarak minimal antar 2 angka varietas yang berbeda adalah 2 meter atau isolasi waktu sekitar 30 hari. ”Kemudian penyiapan lahan. Areal produksi benih harus terpisah dengan pertanaman padi disekitarnya yaitu sekitar 3 meter agar tidak terjadi percampuran varietas. Lakukan pengaturan waktu tanam pada areal produksi benih dengan areal disekitarnya dengan perbedaan waktu berbunga sekitar 21 hari,” jelasnya.

Sawah diolah sempurna, umumnya dibajak 2 kali dan digaru serta diperlukan waktu jeda agar singgang padi yang tumbuh dapat dimusnahkan. Tanah diratakan sampai tekstur betul-betul berlumpur. Untuk menekan pertumbuhan gulma semprot lahan dengan herbisida pratumbuh, minimal 5 hari sebelum tanam atau sesuai dengan anjuran.

”Kemudian, penyiapan benih sumber. Untuk menjamin keaslian genetik dari benih yang akan dihasilkan, keaslian, asal usul benih yang akan digunakan dalam produksi benih sangat penting untuk di perhatikan. Benih sumber ditanam minimal harus satu kelas lebih tinggi dibandingkan kelas benih yang akan diproduksi. Untuk memproduksi benih kelas BD benih sumbernya harus benih pada kelas BS (benih penjenis), sedangkan untuk memproduksi benih kelas BP minimal benih yang di tanam haruslah benih kelas BD. Lalu, persemaian. Buat bedengan dengan tinggi 5 sampai 10 cm, lebar 110 cm dan panjang sesuai kebutuhan. Benih sumber yang digunakan harus jelas asal-usulnya. Sebelum disemai benih direndam selama 24 jam, kemudian ditiriskan dan diperam selama 48 jam. Lahan persemaian diberi pupuk Urea, SP36 dan KCL masing-masing sebanyak 15 gr/m2 Taburkan benih dengan kerapatan 25 gr/m2 atau 1 kg benih/40 m2,” paparnya, Rabu (30/6/22).

Untuk penanaman dilakukan pada saat bibit berumur 15-21 hari, satu tanaman perumpunan. Penanaman dilakukan dengan cara legowo 2 : 1 ; dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm atau 25 cm x 25 cm. Penyulaman dilakukan tujuh hari setelah tanam dan bibit ditanam pada kedalaman 2 -3 cm. Lalu pemupukan, takaran dan waktu pemberian pupuk P dan K berdasarkan analisis tanah menggunakan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) atau rekomendasi setempat. Pupuk P dan K diberikan sebagai pupuk dasar. Takaran dan waktu pemberian pupuk Urea disesuaikan dengan kebutuhan tanaman berdasarkan metode Bagan Warna Daun (BWD). Pemeliharaan tanaman dilakukan penyiangan secara intensif menggunakan landak. Lakukan pengendalian hama dan penyakit secara intensif dengan mengacu pada metode PHT yang dianjurkan. Pengaturan air dilakukan sejak penanaman sampai menjelang panen yaitu air lahan pertanaman setelah selesai pertanaman setinggi 3 cm selama 3 hari. Kekeringan lahan sampai kondisi macak-macak selama 10 hari. Genangi lahan setinggi 3 cm pada saat mulai pembentukan anakan sampai masa bunting. Seleksi (Rouging). Seleksi saat anakan maksimum (50 hari setelah tanam) : Cabut dan buang tanaman yang tumbuh diluar jalur barisan, yang mempunyai bentuk dan ukuran daun, dan tinggiyang berbeda. Seleksi saat berbunga (80-90 hari setelah tanam) : Cabut dan buat tanaman yang terlalu cepat atau lambat berbunga dan yang ukuran gabahnya berbeda. Seleksi saat masak (110-115 hari setelah tanam) : Cabut dan buang tanaman yang mempunyai malai dengan jumlah bulir isi normal dan tanaman yang memiliki bentuk, warna dan ukuran gabah berbeda. Panen dan pasca panen. Panen dilakukan setelah lulus pemeriksaan lapangan oleh petugas/pengawas benih (BPSB). Panen dilakukan pada saat tanaman masak fisiologis 90-95% gabah telah bernas dan berwarna kuning dengan menggunakan sabit bergerigi.

Tanaman yang berada di pinggir yaitu dua baris dipanen terpisah dan tidak digunakan menjadi calon benih.

Hasil panen segera dirontokan menggunakan Power Thresher untuk mengurangi kehilangan hasil.

Calon benih dimasukkan ke dalam karung, beri label dengan identitas nama varietas, tanggal panen, berat dan kelas calon benih.

Tahpa Pengeringan

a. Pengeringan dengan sinae matahari.
Lantai jemur harus bersih dari sisa-sisa varietas atau komoditas lainnya dan dilapisi terpal agar suhu tidak terlalu tinggi. Gabah dibolak balik setiap 3 jam sekali. Pengeringan dilakukan sampai kadar air maksimal 13 % dan sebaiknya 10 smapai 12 % agar tahan lama.

b. Pengeringan buatan dengan mesin.
Bersihkan dryer dari sisa-sisa varietas dan komoditas lain. Pengeringan didahului dengan hembusan angin sekitar 3 jam, selanjutnya dipanasi dengan suhu rendah (32oC), meningkat sesuai dengan penurunan kadar air biji (43oC pada kadar air 14 %).

Kontrol kadar air setiap 2 sampai 3 jam, untuk penyesuaian suhu. Akhiri pengeringan jika kadar air telah mencapai lebih kecil 13 % (paling baik kadar air 10 sampai 12 %) .

– Pembersihan

Pisahkan kotoran, biji hampa menggunakan tampi (nyiru) untuk jumlah gabah sedikit, apabila jumlah gabah besar gunakan mesin pembersih seperti Blower atau aspirator.

Masukan gabah kedalam karung yang baru, pasang label atau keterangan diluar dan dalam kemasan. Petugas pengawas benih tanaman pangan setempat diminta untuk mengambil contoh guna pengujian laboratorium.

– Pengemasan dan Penyimpanan

Gunakan kantongan yang kedap udara. Simpan dalam gudang yang terbuat dari lantai semen, pentilasi cukup dan sirkulasi udara lancar serta bebas dari hama gudang seperti tikus, hama bubuk, dan lainnya. Kemasan ditata teratur dan setiap varietas terpisah dari varietas lainnya, tidak bersentuhan langsung dengan lantai dan dinding gudang.

Benih yang layak disimpan adalah benih dengan daya tumbuh awal sekitar 90% dan KA 10-12%.

Laporan : Anda Chandra/Rilis
Editing : Imam Ghazali

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

5 komentar

  1. I blog quite often and I seriously appreciate your information. The article has really peaked my interest. I will bookmark your website and keep checking for new information about once per week. I opted in for your Feed as well.

  2. Can I just say what a relief to discover someone who really knows what they are talking about over the internet. You actually know how to bring an issue to light and make it important. A lot more people must read this and understand this side of your story. I was surprised that you are not more popular since you definitely possess the gift.