Tahun 2022, Kasus Narkoba dan Korupsi Bakalan Lebih Banyak dari Kasus Lain

Securitynews.co.id, PALEMBANG- Ketua DPD Federasi Advokat Republik Indonesia (FERARI) Sumsel, Suwito Winoto, SH berpendapat, tingginya penanganan kasus narkoba pada akhir tahun ini menjadi katalisator. Bahkan jika dibandingkan kasus lain, penanganan kasus narkoba paling banyak di Pengadilan, baik itu menjerat korban, pengedar hingga para mafia, baik dalam maupun luar wilayah Sumsel.

Aktivitas pemberantasan dari pihak kepolisian juga jadi tolak ukur, mengapa dia melihat itu bakal semakin marak. “Hampir di semua Pengadilan, kasus narkoba ini paling banyak ditangani sekarang dibandingkan kasus lain. Ini fakta yang terjadi. Tahun depan, saya lihat situasinya tetap sama. Bahkan bisa lebih banyak lagi kasusnya, baik untuk pengedar maupun pengguna,” kata Suwito usai menghadiri Pelantikan pengurus KAI di Hotel Swarna Dwipa Palembang, Sabtu (11/12).

Pembludakan baik itu pengguna maupun pengedar dipicu kondisi ekonomi yang belum stabil pasca situasi Covid 19. Angka pengangguran juga makin besar sehingga dalam situasi ini, bujuk rayu menggunakan hingga mengedarkan narkoba akan semakin kuat.

Suwito melihat peran pemerintah dan masyarakat harus lebih intens lagi, sehingga gelumbang aksi para mafia narkoba itu bisa dibendung. Langkah nyata, sebut Suwito, bisa dilakukan seperti perbanyak penyuluhan, sosialisasi dan terjun langsung ke lingkungan masyarakat, seperti Kampung Narkoba adalah wajib dilakukan.

Kasus lainnya yang bakal marak tahun depan, adalah kasus Korupsi. Perilaku itu bahkan dilakukan hampir semua lini, mulai dari sekolah di lingkungan pendidikan, kesehatan yang bakal menjerat banyak pejabat, dari tingkat pusat hingga lini terkecil seperti aparat pedesaan, lurah, Ketua RT bahkan Camat. “Peran pemimpin daerah harus benar-benar kuat, lakukan semua pekerjaan sesuai SOP dan Undang-undang, jika tidak ingin tergelincir,” katanya.

Pengukuhan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah Kongres Advokat Indonesia (DPD KAI) Provinsi Sumatera Selatan Periode 2021-2026 dilantik langsung oleh Presiden Kongres Advokat Indonesia (KAI), Erman Umar SH di Hotel Swarna Dwipa Palembang, Sabtu (11/12).

“Untuk ketua baru, saya melihat jam terbangnya di organisasi, masyarakat, dan di ormas, saya yakin dia punya kemampuan untuk mengatur teman-teman yang masih baru berkumpul di sini, berkerja sama untuk menegakkan hukum di masyarakat,” cetus Erman Umar.

Menurut Erman, advokat adalah profesi yang mulia jika mengerjakan pekerjaan dengan benar, integritas, secara kode etik, dan tidak merugikan masyarakat sesuai dengan visi-misi dari DPD KAI. Program Kerja kita adalah akan membentuk cabang seluruh kabupaten setelah terbentuk, baru kita akan melaksanakan pelatihan calon advokat fungsi kita DPD hanya itu.

Ketua DPD Kongres Advokat Indonesia (KAI) Sumsel yang terpilih, Rizal Syamsul mengungkapkan, informasi yang diterima dari penegak hukum sedang terendus perbuatan korupsi berskala besar yang dilakukan pejabat daerah. Dan saat ini sedang dilakukan penyelidikan dan pemantauan dan jika itu ada, bahkan bisa mengubah sistem roda pemeritahan saat ini. “Bahkan dari data penegak hukum, bakal terungkap korupsi besar yang dilakukan pejabat. Kita tunggu dan berdoa saja, Mudah-mudahan itu tidak terbukti.

Begitupun untuk kasus Narkoba, dia melihat juga akan lebih marak lagi. Ini mengacu pada data kepolisian nasional, yang menyebut bahwa Sumsel adalah provinsi tertinggi nomor dua di Indonesia yang paling banyak peredaran narkoba. Bisa dikatakan, saat ini, Sumsel sudah masuk dalam fase darurat Narkoba.

”Fakta inilah yang membuat aparat Penegak hukum semakin gencar melakukan penangkapan. Namun dia berpesan, tindakan preventif jangan hanya sebatas itu saja, namun sosialiasi dengan semua lini masyarakat dan pendekatan langsung wajib juga dilakukan agar penangkalan peredaran narkoba bisa dicapai,” tegasnya.

Rizal menambahkan, Sumsel ini sudah darurat narkoba, jika tidak ditangani dengan upaya preventif maka perilaku para mafia besar akan semakin liar dan besar. Lihat saja meski pemerintah sudah memberikan sanksi hukuman mati dengan para gembong pengedar narkoba, justru saya lihat belum ada efek jeranya.

Sebagai komando KAI Sumsel yang baru dibentuk, dia bersama Pemerintah dan asosiasi Advokat lainnya akan bergandengan tangan membantu aparat kepolisian agar meminilisir peredaran narkoba hingga kampung-kampung.

”Untuk program selanjutnya, kita akan membuka untuk penambahan anggota baru yang akan dilaksanakan dibulan Januari. “Insya Allah bulan januari kita langsung menambahkan anggota baru,” pungkasnya.

Laporan : Wiwin
Posting : Imam Ghazali