Perampok Sadis Spesialis Rumah Mewah Dibekuk

Securitynews.co.id, SURABAYA – Satu orang dari komplotan perampok antarkota dibekuk Tim Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim. Pelaku ini bernama Muhammad Nawawi (29), warga Bugul Kidul, Kota Pasuruan.

Nawawi ditangkap minggu lalu, setelah diburu cukup lama setelah ditetapkan dalam daftar pencarian orang (DPO). Saat ditangkap, Nawawi kooperatif dan mengakui semua perbuatannya.

“Yang bersangkutan ini merupakan satu di antara komplotan perampok yang selama ini menjadi target kami. Total anggotanya ada enam. Ada satu yang lebih dulu ditangkap. Jadi yang masih DPO sekarang ada 4 orang,” terang Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, Jumat (17/7/2020).

Dia menjelaskan, dalam aksinya komplotan perampok ini selalu mempersenjatai diri dengan celurit. Apabila korbannya melawan, komplotan ini tak segan untuk membunuh.

“Komplotan ini saat beraksi selalu menggunakan cadar. Kemudian mengancam korbannya dengan celurit, dikalungkan di leher korban. Setelah itu digiring untuk menunjukkan seluruh harta bendanya,” jelas Trunoyudo.

Selain mengancam dengan celurit, para pelaku juga melakban mulut hingga mengikat kaki dan tangan korban. Bahkan dalam salah satu aksinya, komplotan ini meembacok korban hinga meninggal dunia.

“Untuk korban itu atas nama Suyanto. Saat itu korban terluka dalam keadaan kritis kemudian akhirnya meninggal dunia. Kondisinya saat itu tidak sadar dijerat dan dilakban mulutnya,” ungkap Alumni AKPOL Tahun 1995 ini.

Dalam pemeriksaan terungkap bahwa komplotan perampok sadis ini telah beraksi sejak November 2017. Selain di Jatim, mereka tercatat beraksi di Jawa Barat. Mereka menyasar rumah-rumah mewah.

Untuk tersangka Nawawi, dia tercatat sebagai residivis setelah ditangkap usai melakukan perampokan toko emas di Indramayu, Jawa Barat.

“Tersangka (Nawawi) mengaku baru tiga kali ini ikut dalam pencurian dengan kekerasan tersebut. Namun kami yakini lebih dari itu. Untuk itu kasusnya masih kami didalami, selidiki lagi. Kasus ini akan terus dikembangkan,” tambah Trunoyudo.

Sementara tersangka Nawawi mengaku menjadi perampok lantaran sudah tidak punya pekerjaan.

“Saya dapat bagian Rp 10 juta. Saya terima bersih. Pas main itu (merampok) saya bagian ngancam pakai celurit. Ada bagiannya sendiri-sendiri,” aku Nawawi.

“Waktu itu dapat emas jumlahnya ya sekitar puluhan gram. Terus uang Rp 50 juta, handphone, motor Ninja sama truk. Sudah dijual semua, hasilnya dibagi rata,” tambah Nawawi.

Laporan : Redho

Editor : Imam Ghazali

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *