PALEMBANG – Program Mandiri Pangan yang dicanangkan Gubernur Sumsel Herman Deru telah banyak mendapat dukungan dari berbagai pihak. Termasuk juga dari Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumsel.
Dukungan itu diberikan mengingat, BI belum menemukan daerah di tanah air yang benar-benar mandiri soal ketahanan pangan.
“Untuk komoditi beras di Sumsel mengalami surplus. Tapi untuk pangan lainnya cabai dan bawang kebutuhan jauh lebih tinggi,” kata R. Erwin Soeriadimadja.
Sebab Itulah, BI mengembangkan digital farming dengan tingkat keberhasilan 100 persen di kluster cabai Ogan Ilir, yang diharapkan dapat dilakukan daerah lain juga.
“Bahkan, program tersebut layak diadopsi menjadi Sumatera Mandiri Pangan sehingga bisa menekan inflasi. Secara keseluruhan terdata bahwa inflasi Sumsel masih terkendali,” tuturnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir, dia mengakui Program Sumsel Mandiri Pangan yang Digagas Herman Deru Sejalan dengan Kementerian BUMN.
Erick mengatakan bahwa BUMN memang harus menjadi ekosistem bersama-sama tidak berdiri sendiri. BUMN dapat bekerjasama dengan pemerintah daerah, swasta dan siapapun yang ingin memastikan kedaulatan pangan Indonesia.
Erick Thohir juga berharap sebagai bangsa yang besar, Indonesua tak boleh terus menerus selalu jadi penonton dari perekonomian dunia. Dengan situasi dunia yang tidak baik, terlebih pangan merupakan sebuah keharusan.
Terlebih saat ini data-data setelah situasi global yang mengalami kenaikan luar biasa, pupuk naik 156 persen, biji-bijian naik 111 persen, minyak nabati naik 91 persen begitu menyeramkan dan harus segera disikapi.
“Kalau bicara tentang Sumsel Mandiri Pangan, kami di BUMN juga bicara kedaulatan pangan, sama artinya. Tetapi kita harus bicara yang benar-benar terdata bukan hanya wacana tanpa implementasi,” ungkapnya.*