PALEMBANG – Dalam pengendalian laju inflasi di Sumatera Selatan (Sumsel), Sekretaris Sumsel H Ir. SA. Supriono mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk terus galakkan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) di masyarakat hingga ke pelosok desa.
Menurutnya, GSMP jika masif diterpakan di setiap masing-masing rumah tangga dapat berpengaruh dalam menekan inflasi di Sumsel.
“Terjadi kenaikan beberapa komoditas ini membuat kita harus lebih sigap dalam berkoordinasi dalam mengendalikan inflasi, Karena itu semua pihak diharapkan terlibat langsung mengajak masyarakat terapkan Sumsel Mandiri Pangan. JIka ini diterapkan pasti akan berdampak baik dan dapat menekan laju inflasi,” Kata Supriono saat memberikan arahan dalam Forum Bincang Inflasi yang diadakan oleh Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumsel, Selasa (21/6).
Supriono menambahkan GSMP sangat mudah diterapkan di rumah tangga. Dia juga menjelaskan bahwa GSMP dapat diterapkan dengan 2 pilihan. Diantaranya, masyarakat dapat menerapkannya dengan cara perorangan atau berkelompok.
“Penerapan GSMP ini juga sangat mudah diterapakan dengan dua cara melalui mandiri pangan di rumah tangga masing-masing, atau bisa dilakukan dengan berkelompok,” ujarnya.
Kedepan lanjutnya, Pemerintah Prov. Sumsel akan melakaukan rapat koordinasi dengan pemerintah Kabupaten/ Kota di Sumsel terkait pengendalian inflasi di Sumsel.
“Saya berharap nanti kita bisa melakukan beberapa langkah dalam menekan laju inflasi dengan menggelar rapat koordinasi dengan pihak pemerintah Kabupaten/ kota, perbankan, dan para pelaku usaha, serta seluruh OPD yang terlibat,” tutur Supriono.
Diakhir arahanya Supriono berharap kerjasama yang baik antara pemerintah daerah dan BUMN, BUMD terkait Supply dan produksi dari para pelaku bisnis karena menurutnya setiap daerah memiliki keunggulan masing-masing dalam ketersedian komoditas.
“Kerja sama yang apik harus terjalin antar BUMN, BUMD dan Pemerintah Daerah setempat dalam ketersedian supply dan produksi harus saling bisa melengkapi antar daerah karena setiap daerah memiliki keunggulan di setiap komoditas yang ada,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Sumsel, Erwin Soeriadmadja mengatakan beberapa komoditas mengalami inflasi namun hal tersebut masih aman dalam ketersediaan dan masih bisa ditangani dengan koordinasi yang baik.
“Terjadi inflasi di beberapa komoditas, tetapi inflasi ini masih bisa diatasi dan ditangani dengan baik mulai dari ketersediaan bahan pokoknya kita nilai masih aman,” ata Erwin.
Erwin menjelaskan bahwa, berdasrakan pantauan harga pada PIHPS, terdapat 3 komoditas utama yang mengalami kenaikan diantaranya minyak goreng, cabai merah, dan cabai rawit.
“Terjadinya inflasi di komoditas minyak goreng, disebabkan oleh dicabutnya penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) oleh pemerintah pusat. Kemudian terakhir cabai rawit, mengalami kenaikan yang disebabkan oleh belum optimalnya musim panen di daerah sentra akibat cuaca yang kurang kondusif serta tingginya pupuk yang menambah biaya operasional petani,” jelasnya.
Erwin juga menjelaskan sebagian besar komoditas lainnya tercatat mengalami penurunan harga, yaitu daging sapi, telur ayam ras, bawang putih, gula pasir, daging ayam ras dan bawang merah.
Bahkan dia juga sepakat dengan Sekda Sumsel, Supriono bahwa GSMP akan berdampak baik dalam menekan inflasi di Sumsel.
“Saya pribadi juga sangat mendukung gerakan mandiri pangan yang digagas Pak Gubernur, dan saya juga sepakat dengan Pak Sekda bahwa ini berikan dampak yang baik dalam menekan laju inflasi di Sumsel,” pungkasnya.
Tampak hadir pula dalam acara tersebut, Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kota Lubuk Linggau, Ir. H. Nobel Nawawi, Wakil Pimpinan Perum Bulog Sumsel dan Babel, Elis Nurhayati.*