SMAN 13 Palembang Terima 360 Siswa Baru

Securitynews.co.id, PALEMBANG- Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2021/2022 SMAN 13 Palembang tahun ini sebanyak  360 siswa. ”Mereka akan ditempatkan dalam 10 kelas, setiap kelas akan diisi 36 siswa,” kata Ridwan saat diwawancarai di ruang kerjanya. Senin (21/06/21).

Dikatakannya juga, di situ pihaknya juga menyisakan untuk anak kelas 10 yang tidak naik kelas tapi melanjutkan di sanai. ”Karena tetap harus kita akomodir dengan tidak keluar dari ketentuan karena perkelas tetap 36 karena lebih dari 36 biasanya bermasalah di dapodik. Untuk tes kita tinggal 40 % jadi kurang lebih 140 yang bakal kita terima dari pendaftar 400 lebih untuk di jalur tes. Nanti kita menggunakan rumusnya sama  40 % dari rata-rata nilai raport 60 % dari hasil tes. Hasil tesnya kita menggunakan pihak ketiga jadi discan, mereka yang mengumumkan nilai lalu kita akan lihatkan hasilnya. Karena itu untuk mengurangi masalah orang-orang yang kecewa,” ujarnya.

“Di antara  orang kecewa  itu dia sering bertanya tentang keterbukaan dalam pelaksanaan tes, maka kami akan sampaikan nilainya yang dihasilkan peserta didik itu sendiri. Kedepan inginnya lebih bagus, walaupun tahun ini bagus belum tentu tidak ada masalah. Bukannya itu tanpa masalah setidaknya diperkecil masalah itu. Contoh tahun kemarin dari  AURI yang tidak terakomodir sementara mereka merasa sekolah ini secara historis sejarahnya punya AURI karena dulunya SMA  ini SMA angkasa. Terus secara geografis sekolah ini berdiri di tanah AURI maka kita harus mengakomodir maka tahun ini kita mencoba mengakomodir dengan catatan dapat rekomendasi dari Lanud dan kita sudah mengadakan audiensi dengan Danlanud bagaimana menyelesaikan masalah-masalah ini. Inshaa Allah  tahun ini kita sudah akomodir dari seluruh anak-anak kandung AURI, mudah-mudahan masalah itu tidak ada lagi seperti tahun kemarin,” imbuhnya.

Pada prinsipnya tes itu dilaksanakan untuk mengakomodir anak-anak yang pintar yang punya potensi dan berkeinginan sekolah jauh dari tempat tinggalnya keluar daerah. ”Maka kita akomodir melalui tes  kita sudah berusaha,  mereka tes diawasi soal kita rahasiakan hasilnya kita scan menggunakan pihak ketiga. Jadi tidak ada celanya untuk ada penzholiman bagi yang lain,  tapi ya itulah yang kecewa itu pasti mencari-cari kesalahan. Contoh di jalur zonasi kita menggunakan pihak ketiga pakai satelit tapi masih banyak orang itu komplain di sini anak yang jauh diterima yang dekat tidak diterima. Ya persoalannya bukan di sekolah, sekolah hanya memverifikasi. Jadi rumahnya yang jauh dekat mungkin mereka yang mensiasatinya, jadi tanya sama orang yang mendaftar bukan tanya  dari sekolah. Tapi kadang-kadang yang salah jadi sekolah,” pungkasnya.

Laporan : Wiwin
Posting  : Imam Ghazali