SECURITYNEWS. CO. ID PALEMBANG – Study form home (SFH) tidak menjadi penghambat bagi guru dan peserta didik SMAN Sumsel untuk melaksanakan kegiatan belajar-mengajar secara kreatif. Nyatanya, ide-ide pembelajaran kreatif bermunculan selama masa SFH Covid-19 Outbreak. Jarak yang dianggap sebagai kendala justru menjadi pemantik kreativitas dalam kegiatan belajar-mengajar.
Agik Agdila merupakan guru Pendidikan Jasmani SMAN Sumsel. Sebagai seorang guru Penjas, Agik tetap dapat melakukan pembelajaran secara kreatif meskipun peserta didik berada di rumah masing-masing terkait adanya imbauan untuk di rumah saja.
Dalam setiap pembelajarannya, Agik mewajibkan peserta didiknya untuk melakukan latihan fisik sederhana yang dapat dilakukan di rumah selama 45 menit. Latihan fisik tersebut bervariasi antara jumping jack, climbing mountain, push up, sit-up, dan plank. Latihan fisik ini dilakukan guna menjaga daya tahan tubuh dan imunitas peserta didik agar tetap sehat dan bugar agar terhindar dari Covid-19.
Tak hanya itu, materi yang dibahas oleh Bu Agik disesuaikan dengan fenomena saat ini. Bu Agik memfokuskan bahasan mengenai Virus Corona. Menurutnya hal ini penting agar peserta didik terus membuka wawasan mengenai bagaimana penyebaran dan pencegahan Covid-19, serta bagaimana menjaga imunitas dan daya tahan tubuh melalui latihan fisik, menjaga pola makan dan pola tidur yang baik.
“Selama SFH, saya fokus membahas tentang Covid-19. Bagaimana penyebaran dan pencegahan Covid-19, serta bagaimana menjaga imunitas dan daya tahan tubuh melalui latihan fisik, menjaga pola makan dan pola tidur yang baik. Guna menjaga imunitas tubuh, pada 45 menit pertama pembelajaran, saya mewajibkan peserta didik melakukan latihan fisik berupa jumping jack 2 menit, climbing mountain 30s, plank, push up, sit up, dan berbagai latihan fisik sederhana lainnya yang dapat dilakukan di rumah,” tuturnya.
Menurut Agik, SFH telah membantu peserta didik mengeluarkan kreativitasnya secara lebih maksimal. peserta didik melakukan hal lebih dari yang sekedar diinstruksikan. Tak hanya itu, peserta didik menjadi lebih memanfaatkan handphone dan sosial media kearah yang sangat positif.
“Saya sangat terkesan dengan kreativitas dan antusiasme yang dimiliki peserta didik. Saya meminta peserta didik untuk merekam kegiatan latihan fisik mereka dan mengunggahnya di instagram. Ternyata, peserta didik tak hanya sekedar merekam, namun mereka menambahkan musik dan berbagai efek sehingga videonya terlihat lebih menarik dan dapat menjadi ajakan bagi teman-teman di sosial medianya.” tambah Agik.
Selain pelajaran Penjas, pembelajaran di kelas Fisika pun begitu menyenangkan. sebagai mata pelajaran yang sering dianggap sebagai pelajaran “horror”, pada masa SFH peserta didik menjadi lebih intens untuk bertanya secara personal dengan guru Fisika.
“Untuk mengajar Fisika, saya banyak memberikan video pembelajaran kepada peserta didik sehingga peserta didik dapat memahami teori Fisika dan contoh nyata di dalam kehidupan sehari-hari,” tambah Aspri, guru Fisika kelas X SMAN Sumsel, rekan Agik.
Berdasarkan ungkapan perasaan dari peserta didik di kelasnya, peserta didik merasa terkendala karena tidak dapat bertanya kepada temannya secara langsung seperti biasanya di kelas. Namun, SFH telah memberikan waktu yang lebih fleksibel sehingga guru dan peserta didik dapat lebih intens belajar secara privat meskipun jarak jauh.
“Awalnya peserta didik kesulitan karena tidak dapat bertanya dengan teman. Namun saya memberikan waktu lebih untuk mereka bertanya dan belajar secara lebih intens secara privat. Dengan begitu, peserta didik menjadi lebih aktif dan lebih mengerti materi yang sedang diajarkan,” ujar Aspri.
Tak hanya mengajarkan teori, pembelajaran Fisika di SMAN Sumsel dibuat dengan sangat kreatif. Setelah menonton video pembelajaran dan memahami teori dari penjelasan guru, peserta didik diminta untuk melakukan praktikum dengan alat dan bahan sederhana yang dapat mereka temukan di rumah masing-masing.
Laporan : Dewi
Editor/Posting : Imam Ghazali