Respon Cepat Gubernur, Kini Sugianto Bisa Berkumpul Kembali dengan Keluarganya

Securitynews.co.id, PALEMBANG – Gubernur Sumsel H. Herman Deru melalui Dinas Sosial dan Dinas Tenaga Kerja Provinsi (Disnaker) Sumsel bekerja cepat menangani Sugianto, pekerja asal Sumsel Kabupaten Muara Enim Desa Lubai Ulu, yang dikabarkan terlantar di Malaysia. Setiba di Palembang, Selasa (31/12/19) Sugianto langsung dipulangkan untuk kembali berkumpul bersama keluarganya di Muara Enim, setelah sebelumnya dilakukan assesment.

Pesawat yang membawa Sugianto tiba di Bandara Sultan Mahmud Baddarudin II pukul 07.25 WIB, disambut langsung Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Sumsel Drs H Koimudin SH, Kepala Rumah Sakit Ernaldi Bahar, Perwakilan Dinas Sosial Provinsi Sumsel, Perwakilan Disnaker Kabupaten Muara Enim, dan BP3TKI Perwakilan Sumsel serta kedua orang tua dari Sugianto.

Dari Bandara SMB II, Sugianto langsung dibawa ke Rumah Sakit Ernaldi Bahar untuk diobservasi ataupun assessment, sesuai dengan berita yang tengah beredar bahwa Sugianto sempat menjadi pasien Rumah Sakit Erba tahun 2014 silam.

Gubernur Provinsi Sumsel H. Herman Deru melalui Kepala Dinas Sosial Provinsi Sumsel Rosyidin Hasan mengatakan Pemerintah Provinsi Sumsel setelah mendapat kabar tersebut langsung cepat tanggap dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk segera memulangkan Sugianto untuk kembali ke daerah asalnya.

Ia membenarkan berita yang beredar jika Sugianto memang pernah menjadi pasien Erba pada tahun 2014. Menurutnya, saat sampai di Bandara Sugianto sengaja langsung dibawa ke Rumah Sakit Erba untuk diobservasi apakah bisa dipulangkan ke daerahnya atau harus dirawat untuk proses pengobatan.

“Jadi memang benar Sugianto sudah sampai di Palembang pukul 07.25 tadi dan langsung dibawa ke Rumah Sakit Erba. Kita ingin memastikan apakah yang bersangkutan perlu dicek lagi dan diobservasi lagi,” katanya.

Sesuai dengan arahan Gubernur Sumsel, Rosyidin menegaskan Pemprov Sumsel akan memberikan perhatian penuh untuk Sugianto dan keluarganya. Termasuk memastikan apakah Sugianto dan keluarganya talah termasuk dalam Rumah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

“Besok kami akan menemui dan berkoordinasi dengan Disnakertrans, serta Dinsos Muara Enim sesuai arahan Bapak Gubernur untuk diperhatikan,” tambahnya.

Seperti diketahui Sugianto, pria asal Desa Mekar Jaya, Kecamatan Lubai Ulu, Kab Muara Enim Sumsel ini ditemukan terlantar, dalam kondisi yang amat lemah, di sekitar Jalan Tun Razak, Kuala Lumpur, bulan November yang lalu.

Kemudian Sugiarto dibawa ke Rumah Sakit di Kuala Lumpur, untuk mendapatkan perawatan. Setelah mendapatkan perawatan selama sebulan lebih, keadaannya sekarang sudah berangsur pulih.

Sementara Kepala Disnakertrans Sumsel, Koimudin mengatakan kejadian yang menimpa Sugianto pertama kali diketahui dari akun media sosial di kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bekerja di Malaysia. Ia ditemukan warga Kuala Lumpur saat hendak melakukan aksi bunuh diri dengan melompat dari Fly Over di salah satu ruas jalan di kota tersebut. Warga yang mengetahui aksinya itu langsung mengamankan dirinya. Dari situ, Sugianto diketahui sebagai pekerja imigran asal Indonesia yang masuk dari jalur ilegal.

“Nah, PMI yang bekerja di sana lantas menyebarkan informasi tersebut. Hingga diketahui Sugianto merupakan pekerja yang berasal dari Sumsel. Tepatnya beralamat di Desa Mekar Jaya Kecamatan Lubai Kabupaten Muara Enim,” kata Koimudin saat dibincangi di Ernaldi Bahar.

Koimudin menuturkan setelah mendapat informasi tersebut, pihaknya langsung berkoordinasi dengan sejumlah pihak di Malaysia untuk memulangkannya ke Palembang. Jalinan komunikasi tersebut membuahkan hasil. Sehingga, Sugianto bisa pulang ke Palembang dengan selamat.

“Sesampainya di Palembang, kami jemput dia dari bandara dan membawanya ke RS Ernaldi Bahar untuk diberikan assessment serta pengobatan,” ujarnya.

Koimudin mengatakan Sugianto merupakan korban human trafficking yang diimingi gaji besar untuk bekerja di Malaysia. Ia masuk dari jalur Batam dan bekerja di salah satu perusahaan perkebunan karet di Kelantan. Sugianto bekerja sebagai buruh penyadap karet dengan upah sekitar 400 Ringgit atau jika dirupiahkan hanya sekitar Rp 1,2 juta.

“Dia diajak oleh rekannya bekerja di Malaysia. Dengan iming-iming bergaji besar. Tetapi sampai di sana, gajinya malah dibawah standar dan bekerja cukup berat. Dia pun stress dan kabur mess perkebunan ke Kuala Lumpur,” ucapnya.

Atas kejadian tersebut, Koimudin mengimbau kepada masyarakat yang berminat untuk bekerja di luar negeri agar bisa berangkat melalui jalur yang benar. Melalui badan penyalur tenaga kerja yang resmi dan terdaftar. Sehingga, kesejahteraan dan keselamatannya bisa terjamin. “Kalau melalui jalur ilegal, nasibnya tidak akan diperhatikan. Untung, pekerja migran disana persatuannya cukup kuat. Sehingga, Sugianto mendapat perawatan medis dari RS selama sebulan dan diurusi proses pemulangannya,” ungkapnya.

Ia pun mengucapkan banyak terima kasih kepada PMI di Malaysia asal Sumsel yang telah berhasil memulangkan Sugianto ke Palembang. Termasuk juga bapak Khairul Hamzah, salah seorang PMI asal Sumsel yang telah bekerja 20 tahun dan berperan besar terhadap pemulangan Sugianto ke Sumsel. “Kami sangat apresiasi Pak Khairul dan PMI asal Sumsel yang ada di Malaysia karena sudah membantu proses pemulangan,” bebernya.

Laporan             : Akip
Editor/Posting : Imam Ghazali