Rapat Koordinasi Peningkatan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Kebakaran Hutan

Securitynews.co.id, PALEMBANG- Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menggelar Rapat Koordinasi Peningkatan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Hotel Arista Palembang, Rabu (5/8/20).

Rakor dihadiri oleh Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Selatan H Mawardi Yahya, Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, BPPT, perwakilan instansi Provinsi SumSel dari, BPBD Provinsi, BMKG, Kodam II/Sriwijaya, Polda, Korem 044/Garuda Dempo, Dinas Kehutanan, Dinas Perkebunan, Dinas Pertanian, dan Satpol PP, serta perwakilan BPBD dari 10 Kabupaten di Sumsel yang hampir setiap tahun mengalami bencana karhutla. Rakor ini diselenggarakan dengan tujuan sebagai bentuk sinergitas manajemen penanggulangan bencana pusat dan daerah, dalam meningkatkan kesiapsiagaan penanggulangan bencana karhutla di wilayah Sumatera Selatan.

Deputi Bidang Kerawanan Sosial dan Dampak Bencana Kemenko PMK Dody Usodo HGS pada pembukaan rakor menyampaikan harapan agar dalam rakor ini pemangku kepentingan dapat saling bersinergi dan berkesinambungan dalam penanggulangan bencana karhutla Provinsi Sumsel. “Rakor ini sebagai sarana kita untuk mengantisipasi bencana karhutla di Sumsel,” ujarnya.

Wakil Gubernur Provinsi Sumsel H Mawardi Yahya menyambut baik penyelenggaraan rakor karena dapat meningkatkan semangat kesiapsiagaan penanggulangan bencana asap akibat karhutla. “Sumsel akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-21 pada tahun 2021. Jadi kita harus siap menekan bencana asap karhutla sedini mungkin,” katanya.

Menurut Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Dody Ruswandi, mencegah terjadinya api (asap) jauh lebih bermakna dan murah dibanding dengan memadamkan. Dalam kondisi Pandemi Covid-19 ini, jangan sampai asap yang diakibatkan karhutla memperparah akibat pandemi. Pemantauan dan patroli karhutla harus dilakukan. “Perlunya integrasi operasi berupa sosialisasi, patroli, Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), pemadaman darat dan udara, penegakan hukum, dan pemberdayaan masyarakat (livelihood),” urainya.

Kepala BPBD Provinsi Sumsel H. Iriansyah menyampaikan berbagai upaya pengendalian karhutla di Sumatera Selatan, meliputi Penetapan Status Siaga Darurat Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Sumatera Selatan pada 20 Mei 2020 dan pembentukan Pos Komando Satuan Tugas Siaga Darurat Bencana Asap Akibat Kebakaran Hutan Kebun dan Lahan di Provinsi Sumatera Selatan pada 5 Juni 2020.

Kasi Ops Korem 044/Garuda Dempo Ari Sudarsono, yang bertindak sebagai Komandan Operasi Satgas Darat Penanggulangan Karhutla SumSel, menyampaikan, prioritas mitigasi karhutla SumSel saat ini dilakukan melalui mitigasi struktural (canal blocking, sumur bor, sodetan, embung), maupun mitigasi non-struktural seperti Desa Tangkal, pengecekan titik panas, latihan bersama/ gelar personil, serta penyusunan protap dan rencana kontijensi penanggulangan karhutla. “Berbagai operasi dilakukan oleh 6 sub-satgas yang dilakukan pada 108 desa rawan karhutla,” katanya.

Kepala Stasiun Meteorolgi Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang Nuga Putrantijo menuturkan, bahwa puncak musim kemarau wilayah Sumsel diperkirakan dominan terjadi pada Bulan Agustus – September 2020. Potensi bencana karhutla, khusus-nya Kabupaten OKI, Ogan Ilir, sebagian Banyuasin, PALI, Muba, sebagian OKU Timur, dan sebagian Muara Enim.

Kepala Bidang Penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT Budi Harsoyo menyampaikan rencana pelaksanaan TMC untuk Provinsi Sumatera Selatan, “Berdasarkan pola historis kemunculan hotspot dan peluang cuaca, sebaiknya dilakukan pada awal Agustus 2020. Realisasinya menunggu kesiapan armada pesawat TNI-AU dan kepastian anggrana dari BNPB,” ucapnya.

“Kemenko PMK sangat mengapresiasi kesiapsiagaan Provinsi Sumsel dalam penanggulangan karhutla dengan strategi pembentukan Satgas Siaga Darurat Bencana Asap, gelar personel dan peralatan serta penindakan dalam upaya pencegahan karhutla yang dilakukan Polda Sumsel, serta operasi 6 sub-satgas yang dilakukan pada 108 desa rawan karhutla. Namun masih diperlukan upaya mencegah asap semaksimal mungkin,” ujar Asdep Pengurangan Risiko Bencana Kemenko PMK, Iwan Eka Setiawan.

Eka Iwan Setiawan menambahkan, pemerintah telah menyiapkan Heli Water Boombing dan 1 Heli Cnook yang dapat dimanfaatkan di provinsi rawan karhutla. Dana Siap Pakai juga dapat digunakan untuk mendukung pemberdayaan masyarakat di daerah rawan karhutla. “Bulan Juli masuk musim kemarau, namun hujan di sebagian wilayah Sumsel bagian timur di atas normal. Memasuki bulan Agustus September puncak kemarau dan diperkirakan Oktober mulai masuk musim hujan. Rencana pelaksanaan modifikasi cuaca di Sumsel akan dilaksanakan mulai 10 Agustus 2020,” tutupnya.

Laporan : Akip
Editor/Posting : Imam Ghazali