Securitynews.co.id, PALEMBANG– Rapat Kerja Provinsi (Rakerprov) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumatra Selatan yang berlangsung pada 6-7 Desember 2024 di Hotel Emilia, Palembang, berakhir dengan deadlock. Situasi menjadi tidak terkendali setelah pimpinan rapat meninggalkan ruangan, sehingga jalannya rapat diambil alih oleh perwakilan Pengurus Provinsi (Pengprov) cabang olahraga (cabor) dan perwakilan KONI Kabupaten/Kota.
Pengambil alihan rapat ini dilakukan oleh Wirayudha dari cabor bola tangan, Suparman Roman dari IODI, Ruli dari Judo, dan Dante dari SIWO. Dalam hasil rapat tersebut, mereka menyepakati untuk mengajukan mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan KONI Sumsel, yang didukung oleh hasil voting dari 40 cabor dan 12 KONI Kabupaten/Kota. “Kami akan segera berkoordinasi dengan pengprov cabor dan KONI Kabupaten/Kota untuk mengajukan pernyataan mosi tidak percaya kepada KONI Pusat,” tegas Suparman Roman.
Kritik Terhadap Kinerja dan Transparansi Keuangan
Gejolak dalam Rakerprov ini dipicu oleh ketidakpuasan peserta terhadap kinerja dan transparansi keuangan KONI Sumsel selama setahun terakhir. Lidayanto, salah satu perwakilan peserta rapat, menekankan bahwa pandangan umum dari 44 cabor dan 12 KONI Kabupaten/Kota meminta pertanggungjawaban serta audit keuangan yang rinci dari pengurus KONI Sumsel. Namun, permintaan tersebut tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan.
Wastu, Sekretaris Squash, juga menyoroti absennya Ketua Umum KONI Sumsel, Gunhar, yang dianggap menjadi salah satu penyebab utama ketegangan. “Kehadiran Ketua Umum sangat penting sebagai bahan evaluasi dan dasar penyusunan program kerja KONI Sumsel ke depan. Sayangnya, permintaan kami untuk menghadirkan beliau tidak dipenuhi,” tegasnya.
Desakan untuk Musorprovlub
Ketua Umum WI Sumsel, Muhammad Asrul Indrawan, menilai Rakerprov kali ini mencerminkan krisis kepercayaan yang sudah mencapai puncaknya. Ia mengungkapkan keprihatinannya atas jalannya rapat yang tidak produktif. “Para cabor mendesak agar segera diadakan Musyawarah Olahraga Provinsi Luar Biasa (Musorprovlub) sebagai solusi untuk menyelamatkan KONI Sumsel dari krisis ini. Hal ini penting untuk mengevaluasi dan memperbaiki tata kelola organisasi, termasuk hasil PON Aceh-Sumut yang mengecewakan,” ujar Asrul.
Respons Pengurus KONI Sumsel
Saat dimintai klarifikasi terkait pimpinan rapat yang meninggalkan ruangan dan berakhirnya Rakerprov dengan deadlock, Sekretaris Umum KONI Sumsel, H. Tubagus Sulaiman, SH., MH., menjelaskan bahwa rapat memang dijadwalkan selesai pada pukul 12.00 siang. “Memang acara kita selesai sampai jam 12,” ungkapnya singkat melalui pesan WhatsApp.
Langkah Selanjutnya
Dengan mosi tidak percaya yang diajukan oleh mayoritas cabor dan desakan Musorprovlub, masa depan KONI Sumsel berada di persimpangan jalan. Para peserta rapat berharap krisis ini dapat segera diselesaikan melalui evaluasi menyeluruh demi kemajuan olahraga di Sumatra Selatan.
Sumber : Ril
Posting : Imam Gazali