Securitynews.co.id, PALEMBANG- Polsri menggelar Dies Natalis ke-39 dengan tema “Membangun Negeri Melalui Inovasi Hybrid Learning & Teaching Industry” yang dilaksanakan di Aula Polsri, Selasa (2/11/2021).
Direktur Polsri Dr. Ing. Ahmad Taqwa mengatakan, dalam Dies Natalis ini sudah banyak prestasi yang diraih oleh Polsri. Di antaranya juara Porseni dan debat Bahasa Inggris tingkat internasional jadi juara umum tiga kali berturut-turut.
“Selain itu, kita sudah melakukan penelitian pemanfaatan minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO) menjadi b100 yang jadi bahan bakar. Banyak lagi prestasi yang harus dikejar,” ujarnya.
Taqwa menuturkan, banyak prestasi yang harus dikejar. “Saat ini masih beberapa kerja sama internasional, penelitian masih banyak yang harus diupayakan dan terus ditingkatkan,” bebernya.
Taqwa menerangkan, dalam perjalannya untuk menjadi yang Unggul dan Terkemuka sampai pada peringatan Dies Natalis ke=39 ini, Polsri telah berkembang pesat menjadi 9 jurusan yang terdiri dari 25 program studi, yaitu 12 program studi D III, 12 program studi sarjana terapan (D IV), dan satu program magister (S2 Terapan) bidang Teknik Energi Terbarukan.
Dalam pengelolaannya Polsri menetapkan beberapa sasaran strategis yang berpijak pada misi Polsri yaitu meningkatnya kualitas pembelajaran dan mahasiswa Pendidikan Tinggi, memperluas kesempatan, dan mendapatkan pendidikan yang layak.
Lebih lanjut Taqwa menerangkan, sejak berdiri tahun 1982 sampai dengan wisuda ke 37, tanggal 26 September 2021 yang lalu, Polsri telah menghadirkan alumni berjumlah 34256 orang, dari berbagai program seperti D3, D4 dan Magister terapan. Sementara mahasiswa yang tercatat menjalani perkuliahan pada tahun akademik 2021/2022 semester ganjil ini berjumlah (9051) orang yang terdistribusi dalam sembilan jurusan atau 23 prodi (D3 dan D4), termasuk program magister terapan Teknik Energi Terbarukan sebanyak (35) orang.
“Polsri dalam setiap kebijakannya selalu berorientasi pada kualitas pembelajaran yang diharapkan mampu memasuki dunia kerja. Polsri juga telah menerapkan kurikulum Merdeka Belajar-Kampus Merdeka yang merupakan implementasi dari Kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang antara lain memberikan hak belajar 3 (tiga) semester di luar Program Studi kepada mahasiswa sebagaimana diatur dalam Permendikbud No. 3 Tahun 2020,” bebernya.
Taqwa menjelaskan, penyesuaian kurikulum selalu dilakukan dengan membina hubungan baik dengan industry agar kurikulum Polsri sinkron dengan kebutuhan industry atau dikenal dengan link and match. Dalam hal ini kurikulum diupdate secara berkala dengan melibatkan pihak industry di dalam pembuatan kurikulum, mengundang tenaga ahli dari industry sebagai dosen tamu, mengadakan program magang, memberikan sertifikat kompetensi, dan bekerja sama dengan industry/perusahaan untuk menyerap lulusan Polsri.
Pendekatan dalam proses pembelajaran lebih menekankan pada Student Center Learning (SCL) dari pada Teacher Center learning (TCL) yang diaplikasikan melalui Learning Management Sistem (LMS) Polsri. Menyikapi situasi pandemic covid yang sampai saat ini belum berakhir, proses pembelajaran di Polsri menggabungkan metode pembelajaran online dan offline yang dikenal dengan Hybrid learning.
“Melalui metode tersebut, maka proses pembelajaran di kelas, bengkel, dan laboratorium dapat menjadi lebih dinamis. Kedinamisan tersebut dapat terukur dari dinamika pembelajaran dimana mahasiswa yang menjadi lebih aktif, kreatif, dan inovatif. Pembelajaran dengan metode kombinasi ini juga ditunjang dengan fasilitas teknologi informasi yang berbasiskan pada multimedia, bengkel dan laboratorium yang dalam proses sertifikasi ISO 17025,” pungkasnya.
Laporan : Wiwin
Posting : Imam Ghazali