Securitynews.co.id, MALUKU- Sebagai salah satu daerah baru di belahan timur Indonesia, hasil pemekaran pada 31 Mei 2003 dari Kabupaten Halmahera Tengah ini memang bagai magnet di belahan timur NKRI yang memiliki sejuta pesona.
Tanpa terkecuali bagi penggiat satpam nusantara Hamid Ambarak SE yang kini menjabat Ketua Umum BPD ABUJAPI (Asosiasi Badan Usaha Jasa Pengamanan Indonesia Provinsi Papua, Indonesian Security Industry Association).
Kedisiplinan dan kedekatannya dengan semua kalangan, terkhusus personel pengamanan adalah modal dasar guna menggapai tampuk pimpinan tertinggi di Tidore.
Apalagi sejuta pesona Tidore selama ini yang terus menunjukkan jati diri negeri belahan timur memang memerlukan kepiawaian dan kepakaran tangan dingin pemimpinnya. Guna, membangunkan dari keterlelapannya selama ini. Rincian program yang tertuang singkat dalam visi-misi yang benar-benar menyentuh langsung masyarakat dan kesejahteraan mereka pun secara gamblang dipaparkan.
Karenanya, keberadaan .Tidore yang bernama lengkap Kota Tidore Kepulauan di Provinsi Maluku Utara tersebut patut dikembangkan secara maksimal agar benar-benar, SDM dan SDA sejalan dalam membawa kesejahteraan rakyatnya.
”Pesona alam yang masih alami banyak ditemui di daerah ini. Bahkan tak hanya itu, keberadaan Tidore sebagai salah satu daerah ”warisan perang” dan ”warisan budaya” banyak menyimpan berbagai mesiu yang masih aktif dan aura agamis. Hal ini tentu harus dijaga dan dapat menjadi salah daya tarik dan ikon wisata. Selain itu memaksimalkan potensi SDA, SDM, dan sebagainya maka akan tampillah negeri Tidore Kepulauan sebagai sebuah Kota Metropolis dengan sejuta pesona,” ujar Calon Walikota Tidore Kepulauan Hamid Ambarak SE didampingi Cawabup H. Umar Ismail SH kepada Securitynews.co.id kemarin.
Paslon yang memiliki Visi : TERWUJUDNYA KOTA TIDORE KEPULAUAN SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI BERBASIS KAWASAN YANG TERDEPAN BERLANDASKAN IMAN DAN TAQWA dan Misi: MENGEMBANGKAN PUSAT PERTUMBUHAN YANG ANDAL DAN BERDAYA SAING MELALUI KAWASAN PEDAGANGAN DAN PELABUHAN SEBAGAI PENOPANG PERTUMBUHAN PULAU HALMAHERA ini, merupakan salah satu calon kuat yang digadang-gadang banyak pihak dapat memegang tampuk nomor 1 di Tidore Kepulauan untuk periode 2020-2025 mendatang.
Sebab selain memiliki sikap arif, santun, bersahaja, dan agamis, Paslon Hamid-Umar ini juga memiliki kemasan segudang program yang semuanya bermuara kepada kesejahteraan rakyat Tidore Kepulauan. Program yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1. MENGEMBANGKAN EKONOMI LOKAL YANG TANGGUH BERBASIS SUMBER DAYA PERTANIAN, PERKEBUNAN, PETERNAKAN DAN MARITIM.
Dengan luas lahan pertanian 90 Ha, perkebunan 8574,21 M² dan jumlah produksi perikanan laut 15,895 ton/tahun dan bidang peternakan dengan total jumlah ternak (itik, ayam, ayam kampung, kambing) sebanyak 99.802 ekor serta produksi daging untuk sapi 18.168 Kg/tahun dan kambing 3.268 Kg/tahun.
Jumlah lahan pertanian, perkebunan dan peternakan mengalami penurunan yang drastis rata 20-30 % yang disebabkan peralihan fungsi dari lahan pertanian menjadi perumahan dan fasilitas umum. Program pengembangan bidang pertanian, perkebunan dan peternakan serta perikanan perlu dilakukan dengan jalan reorientasi penggunaan lahan dan penangkapan. Lewat mekanisme program KULA, dapat dilaksanakan verifikasi produk unggulan lokal, pengembangan kawasan ekonomi dan peningkatan anggaran bidang kesejahteraan sosial yang berdampak dan bersinergi dengan kebutuhan masyarakat.
Programnya :
Bank ikan, bank tani dan bank kebun. Adalah mekanisme pengelolaan hasil bumi berbasis ekonomi dalam perspeketif distribusi dan pasar. Pemerintah lewat BUMD membeli produk pertanian, perkebunan dan perikanan dan mendistribukannya ke pasar. Masyarakat bisa menggunakan jasa bank-bank tersebut sebagai lembaga keuangan (menabung, berhaji dan layanan lainnya)
Peremajaan dan pengembangan varitas unggulan seperti bawang, jeruk, kelapa, pala, cengkah dengan mekanisme kerjasama. Peningkatan kualitas pertanian, perkebunan dan perikanan untuk pemasaran pasar regional, nasional dan internasional.
2. MEMBANGUN SUMBER DAYA MANUSIA YANG SEHAT, CERDAS, DAN KOMPETITIF SERTA MENJAWAB KEBUTUHAN DAERAH
Dengan luas wilayah 1550,37 Km² dan populasi penduduk sebesar 99.337 Jiwa (50.042 laki-laki dan 49.295 perempuan), kepadatan penduduk 64 orang/Km dan laju pertumbuhan penduduk 1.55 % per tahun.
Angka penduduk bersekolah untuk kota tidore kepulauan 7 – 24 tahun sebesar 37.343 jiwa untuk semua level pendidikan, disisi lain fasilitas penunjang pendidikan seperti sekolah misalnya untuk tingkat SD terdapat 114 sekolah, guru 1093 dan murid 11,518. jika dirata 10 orang guru per sekolah . kondisi ini berbanding terbalik dengan sebaran sekolah dan guru misalnya kecamatan tidore dengan 15 sekolah 2.228 murid dan 204 guru, kondisi lainnya kecamatan tidore utara dengan 15 sekolah, 1,400 murid dan 187 guru. Angka ini menunjukkan ketimpangan dari sisi jumlah siswa dan guru.
Kondisi lainnya terkait pengembangan SDM adalah semakin meningkatnya angka keluarga miskin di tidore kepulauan tahun 2015 5.021, 2016 4.096 dan 2017 5.039 jiwa setiap tahun angka kemiskinan bertambah 943 jiwa.
Kondisi lainnya terkait peningkatan SDM adalah masih minimnya layanan kesehatan yang ditandai dengan jumlah tenaga medis misalnya hingga 2018 hanya memiliki 8 dokter spesialis, 28 dokter umum, 4 dokter gigi, 32 ahli gizi dan pendidikan kesehatan masyarakat 40 org. Angka gizi buruk yang terus meningkat 12 kasus menjadi 17 kasus, 40 kasus kematian bayi atau 21/1000 KH kondisi ini terus meningkat dari 16/1000 KH. Terdapat 4 kasus HIV/AIDS .
Angka dan data di atas mendorong pentingnya reformasi pelayanan publik bidang pemenuhan kebutuhan dasar agar SDM yang dihasilkan bisa berkualitas dan berdaya saing, adapun kegiatannya sebagai berikut :
Peningkatan SDM kesehatan dan pendidikan (kuantitas dan kualitas)
Model layanan terpadu 1 pintu Layanan berbasis mobile E Healty
E edukasi (model kurikulum e leraning)
Penguataan kurikulum lokal dalam kurikulum nasional
3. MELESTARIKAN BUDAYA, ADAT ISTIADAT, DAN CAGAR BUDAYA BERLANDASKAN KEBESARAN KESULTANAN TIDORE.
Rencana Induk Pembangunan Kebudayaan (RIPK), tahun 2017, dan Indeks Pembangunan Kebudayaan (tahun 2018) yang disusun oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mengamanatkan 7 (tujuh) pilar kebudayaan yang harus menjadi pedoman bagi pemerintah, pemerintah daerah, akademisi dan masyarakat dalam memajukan kebudayaan di Indonesia, diantaranya;
Pelestarian Hak Kebudayaan; Pembangunan Jati Diri Bangsa dan Multikulturalisme;
Pelestarian Sejarah dan Warisan Budaya; Pembangunan Industri Budaya; Penguatan diplomasi Budaya; Pengembangan Pranata Kebudayaan dan SDM Kebudayaan; Pengembangan Sarana dan prasarana Kebudayaan.
Berdasarkan parameter dan kondisi diatas, maka tidore dengan kebesaran dan kemahsyuran kesultanannya, membuat kita bersyukur dan bangga menjadi bagian dari kejayaan tersebut. Implementasi kebanggan dan rasa syukur diwujudkan dengan kepedulian pemerintah daerah dalam menjaga dan memelihara warisan budaya dan adat istiadatnya.
Adapun kegiatan atau program terkait pelestarian budaya, adat istiadat dan cagar budaya Tidore, adalah sebagai berikut :
Pembuatan regulasi (perda dan peraturan walikota) terkait budaya, adat istiadat dan cagar budaya.
Pembinaan Kelompok Kesenian, (sanggar, pengkaderan sdm). Kerja Sama dengan kelompok kesenian di Kota Tidore, (menyediakan pentas kesenian bagi sanggar kesenian yang ada). Sebagai Fasilitator (Sarana / Prasarana) dalam hal Kesenian tradisional. Sebagai Mediator untuk masyarakat mendapatkan bantuan Dana dari Instansi Pemerintah dan Non Pemerintah. Membuat acara rutin pagelaran kesenian tradisional khas Kota Tidore seperti taji besi.
4. MEMPROMOSIKAN DAN MEMBERDAYAKAN KAWASAN WISATA SEJARAH DAN ALAM SEBAGAI KEBANGGAAN DAERAH.
Berdasarkan data jumlah kunjungan wisatawan asing kurun waktu 2013-2017 hanya sebesar 826 atau rata 165 org pertahun yang mengunjungi obyek wisata di kota tidore kepulauan. Kondisi ini berbanding lurus dengan infrastruktur pariwisata yang ada dimana jumlah hotel yang terbatas hanya 23 buah (7 ditidore dan 16 di oba) dan jumlah restauran 66 buah ( 28 ditidore dan 25 di oba).
Sementara itu di Tidore terdapat 70 jenis pariwisata (sejarah 27, pantai 18, laut 10 dan darat 10). Tujuan wisata sejarah merupakan potensi pariwisata andalan dan potensial dimana objek wisata ini merubut hati wisatawan asing terbanyak.
Infrastruktur wisata lain yang dirasakan kurang memadai adalah transportasi darat 790 bentor, 331 angkot, dan hanya 70 unit mobil sewa.
Beberapa terobosan yang ditawarkan terkait implementasi misi ini adalah: Penguatan SDM Pariwisata (masyarakat, kedaton dan ASN); Pengembangan ekonomi kreatif; Revitalisasi sejarah dan budaya, destinasi wisata, atraksi wisata, acomodasi, dan transportasi; Konservasi lingkungan; dan Soft & hars accessibility, promosi dan pemasaran.
5. MEWUJUDKAN BIROKRASI YANG PROFESIONAL, EFISIEN, BERSIH, DAN MELAYANI BERDASARKAN IMAN DAN TAQWA
Perwujudan Indonesia Emas 2045 adalah sebuah impian besar tentang Indonesia yang unggul maju dan mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Strategi untuk mewujudkan kondisi tersebut kunci utamanya bukan ekonomi, politik atau militer melainkan SDMnya. SDM di Indonesia meliputi aparatur, bisnis/swasta, masyarakat dan iptek, sedangkan pilar pendukung Indonesia emas adalah ASN (penyedia pelayanan yang proaktif dan selaras dengan perkembangan lingkungan strategis), swasta (mendukung terciptanya iklim usaha kompetitif, memperluas peluang kerja, divestasi produk), dan masyarakat (kemampuan dan pengetahuan masyarakat terkait perkembangan Iptek).
Kota Tidore Kepulauan sebagai bagian dari Indonesia, bersiap untuk mewujudkan Indonesia Emas 2024 dengan jalan menyiapkan ASN yang memiliki kompetensi, integritas, dan ilmu pengetahuan yang baik dan mumpuni di bidangnya.
Strategi pencapaian kondisi di atas yaitu:
Peningkatan soft skill dan hard skill ASN (komunikasi, diplomasi, kolega, kerjasama, dan pendidikan)
Pendekatan agama dalam optimalisasi layanan birokrasi (sholat berjamaah dan wajib zakat)
Peningkatan kompetensi melalui layanan birokrasi berbasis sistem informasi.
Couching movement
Program Kerja 2020-2024: Kompetensi (Good Goverment, WTP dan kinerja ASN Terbaik dengan manajemen sholat); Unggul (Verifikasi produk unggulan local untuk pasar regional, nasional dan global; Leading (Pusat pengembangan ekonomi kawasan, dan pariwisata yang punya nilai jual dan daya Tarik investor); Sejahtera (Tidore 2024 bebas penyandang masalah kesejahteraan sosial melalui alokasi 10 % dana kesejahteraan sosial di APBD).
1000 JIN
Jendela dunia (Wajib 1000 buku dan budaya baca bagi semua sekolah di Tikep sampai 2024 melalui literasi baru dan liberasi lama menyambut era industry 4.0 dan 5.0)
Interkoneksi (Pengembangan kawasan ekonomi, partisipasi masyarakat lokal dan pembangunan pelabuhan melalui 1000 investor sampai 2024).
Enterpreneur (1000 enterpeneur muda sampai 2024, melalui kampung tematik, kelas inspirasi dan membangun budaya nilai jual)
6. MENGEMBANGKAN PUSAT PERTUMBUHAN YANG ANDAL DAN BERDAYA SAING MELALUI KAWASAN PERDAGANGAN DAN PELABUHAN SEBAGAI PENOPANG PERTUMBUHAN PULAU HALMAHERA
Wilayah administratif Kota Tidore Kepulauan mencakup sebelas pulau yaitu Pulau Tidore, Mare, Maitara, Failonga, Sibu, Woda, Raja, Guratu, Tameng, Joji, Taba, dan sebagian pulau Halmahera (Sumber: BPS Kota Tidore Kepulauan). Kota Tidore Kepulauan berdiri sejak 31 Mei 2003, dimana wilayah tidore merupakan pemekaran dari Kabupaten Halmahera Tengah.
Tidore terkenal sebagai sebuah daerah kesultanan, dimana wilayah kesultanan Tidore terbentang mulai dari Papua sampai ke Seram (Maluku). Tidore termasuk ke dalam wilayah Moluku Kie Raha, dimana di tempat itu berdiri empat daerah kesultanan. Sebagai sebuah daerah kesultanan, Moluku Kie Raha juga sering disebut dengan Jazirah Al-Mulk yang artinya tanah para raja.
Banyak hal-hal menarik yang dapat kita temukan di Tidore, mulai dari sejarah, kehidupan sosial masyarakat, adat dan tradisi, sampai pada pariwisata.
Dengan potensi yang demikian, maka anggaran yang tepat penerapannya akan mampu membangaun beragam pelabuhan yang bernilai strategis. Sehingga akan mampu mengenalkan sekaligus mengembangkan potensi yang dimiliki. ”Ini tentu akan meningkatkan PAD Tidore Kepulauan sehingga semuanya dapat dipersembahkan buat kesejahteraan rakyat,” tandas Hamid.
Sumber : Ril
Editor/Posting : Imam Gazali