Securitynews.co.id, PALEMBANG- Sebelumnya diberitakan terkait Polemik jelang Musyawah Cabang (Muscab) DPC Peradi Kota Palembang tahun 2021, para advokat kembali mempertanyakan biaya pendaftaran untuk mengikuti Muscab sebesar Rp 150.000.
Ketua DPC PERADI Palembang Dr Hj Nurmala, SH., MH, mengatakan, yang tidak setuju itu hanya segelintir orang. Anggota Peradi di Palembang ini berjumlah 1.300 orang. ”Kalau yang mempersalahkan 10 % itu siapa yang salah itu saja. Sampai hari ini yang mendaftar ikut muscab sudah 700 orang mereka bayar semua mendaftar artinya responnya positif,” katanya saat berada di Pengadilan Negeri Jumat (15/10/2021).
Muscab ini musyawarah cabang organisasi advocad organisasi mandiri, tidak ada dananya dalam hal musyawarah. Kegiatan itu mulai dari pagi sampai sore atau bisa juga sampai malam. ”Dalam mengadakan musyawarah itu kita perlu makan minum, makanya kita tetapkan biaya konferensi vee sebesar 150 ribu yang mana kita mendapatkan 1 x makan 2x snack dengan nilai harganya 155 ribu di The Sultan. Lalu kita perlu name tag godie bag berkas berkas DPC sudah menyiapkan dana tetapi tidak cukup,” katanya.
Nurmala menjelaskan, kenapa dirinya menerapkan hal itu. Sebab memang pada periode sebelumnya saat dia terpilih di zaman Pak Bambang memang sudah diterapkan biaya juga. ”Yakni 10 tahun yang lalu sebesar 75 ribu. Sekarang biaya makan naik, semuanya naik, pada zaman saya terpilih tidak dipungut biaya tetapi semua biaya dibebankan kepada ketua terpilih. Ketika itu dibebankan dengan saya, bagaimana kalau di saat itu saya tidak punya uang, saya tidak mau terjadi lagi kepada anggota peradi yang terpilih nanti. Saya ingin organiasi ini ada kebersamaan. Ayo kita tanggung bersama. Jangan dibebankan kepada calon yang menang nantinya. Saya ingin ketua yang terpilih nanti tidak susah seperti saya. Supaya mereka yang terpilih nanti bisa dengan lenggang tidak harus mengeluarkan uang ratusan juta membayar biaya muscab ini, tetapi ditanggung bersama karena ini organisasi tidak ada biaya, kita tidak dapat dana APBN atau APBD. Tidak ada juga ADRT tapi konferensi vee ini tidak hanya di muscab saja tetapi di munas rakernas pun begitu,” paparnya.
Ditambahkannya, dulu kalau tidak punya uang 300 sampai dengan 500 juta tidak bisa saya duduk jadi Ketua Peradi. Karena harus membayar biaya pelantikan dan biaya muscab, jadi 3 tahu pertama itu uang pribadinya.
“Saya sekarang ingin memperingan calon yang terpilih. Pertama tidak ada lagi mengeluarkan biaya sebesar saya dulu, kedua tidak lagi memikirkan harus sewa kantor karena sekarang sudah punya kantor sendiri, sudah punya PBH yang sudah MoU dengan pemkot, pengadilan depkumham sudah ada lemdiklat PKPA sendiri atas nama peradi, bidang PAK sekarang sudah ada asuransinya kalau sakit ada santunan dan didatangi, kemudian sudah ada tim paduan suara sendiri, sudah ada padus saya bentuk sendiri peradi punya WEB sendiri jadi DPC. Semua ini ada setelah saya menjabat,” bebernya.
Visi misi waktu terpilih dulu ingin menjadikan peradi ini milik bersama. ”Yang paling utama cita-cita saya waktu itu memfasilitasi kantor peradi bersama terpisah dari kantor pribadi saya langsung sewa alhamdulillah sekarang sudah punya sendiri selama saya menjabat 5 tahun. Kemudian mengadakan pendidikan advocad atas nama Peradi bukan atas nama pribadi dan itu sudah terwujud. Lalu membuat PBH Peradi menghidupkan posbakum di pengadilan sekarang sudah ada juga bersama-sama dengan anak anak PBH lainnya. Kalau tidak masa Pandemi Covid seprti sekarang ini biasanya kita adakan prosesi upacara semua pakai toga,” ucapnya.
Menurut Nurmala, semua calon baik mereka berkompetisi dengan cara yang santun dengan cara ilegal kalau memang hak kita tidak akan berlari. Tiga kandidat ini seumuran dan mereka selevel jadi persaingannya sengit dan masing-masing punya potensi siapa yang punya nasib.
”Untuk para kandidat saya bangga untuk adik-adik yang mencalonkan. Semuanya punya potensi dan integritas mereka juga putra-putra terbaik Peradi. Jadi berkompetisilah dengan cara yang ilegal dan santun. Kepada para peserta pemilihan anggota Peradi yang saya cintai kalau sebagai calon dukunglah calon masing-masing tapi jangan saling menjatuhkan, jangan menyinggung pribadi. Siapa pun yang menang itu adalah kemenangan Peradi dan kemenangan kita bersama,” pungkasnya.
Laporan : Wiwin
Posting : Imam Ghazali