Securitynews.com, KAYUAGUNG- Guna menekan berbagai dampak dari wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) terhadap perekonomian masyarakat, maka Pemerintah telah mengupayakan beberapa tindakan dengan mengalokasikan dana Bantuan Sosial (Bansos) baik berupa Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Bantuan Sosial Tunai (BST), Jaringan Pengaman Sosial dalam bentuk sembako maupun Bantuan Langsung Tunai (BLT) melalui Dana Desa (BLT-DD) kepada masyarakat yang terdampak selama Covid-19 masih berlangsung.
Khususnya BLT-DD, dimana mekanisme penyaluran BLT Dana Desa sebagaimana yang dimuat dalam salinan Permendes PDTT Nomor 6 Tahun 2020. Diantara mekanisme penyaluran BLT-DD disebutkan bahwa jangka waktu penyaluran BLT-DD bisa dilakukan selama 3 bulan, terhitung sejak April 2020, dan setiap Keluarga Penerima Manfaat (KPM) BLT-DD akan mendapatkan uang sebesar Rp 600 ribu per bulan.
Bahkan Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati memperpanjang masa penyaluran BLT-DD menjadi enam bulan dari yang sebelumnya hanya tiga bulan. Dimana untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang semula mendapat BLT-DD Rp 600 ribu selama 3 bulan per KPM ditambah 3 bulan BLT-DD sebesar Rp 300 per KPM sehingga per KPM secara keseluruhan mendapatkan BLT-DD sebesar Rp 2.700.000 (dua juta tujuh ratus ribu rupiah).
Namun hal tersebut sepertinya berbeda dengan penyaluran BLT-DD di Desa Pulau Betung Kecamatan Pampangan Kab OKI. Dari informasi yang didapat, diduga besaran BLT-DD yang diterima warga tidak sesuai dengan aturan yang berlaku, bahkan penyalurannya kepada KPM dilakukan secara “door to door” di malam hari tanpa disaksikan Babinsa dan Babinkamtibmas setempat, serta nama-nama KPM tidak ditempel di papan pengumuman, begitu juga nama-nama penerima Bantuan sosial lainnya.
Berdasarkan informasi tersebut, wartawan media ini dan awak media lainnya serta anggota LKPA OKI berusaha mencari informasi yang sebenarnya terhadap penyaluran BLT-DD Pulau Betung dengan mengkonfirmasi Sekretaris Desa (Sekdes) Pulau Betung berinisial (A) melalui via WhatsApp ke nomor 0822 827963xx namun tidak ada jawaban.
Tetap untuk mencari informasi yang akurat, wartawan dan LKPA OKI pada Hari Kamis (4/6/2020) menemui Sekdes maupun Kades Pulau Betung Kec. Pampangan OKI namun belum bisa ditemui.
Pada Hari Jumat (5/6) sekira pukul 19.47 WIB Sekdes Pulau Betung (A) melalui via handphonnya dengan nomor 0813688914xx menghubungi wartawan.
Dalam pembicaraan tersebut, Sekdes Pulau Betung (A) membenarkan bila BLT-DD Pulau Betung sudah dibagikan ke masyarakat. “Memang benar BLT-DD Pulau Betung sudah dibagikan untuk tahap 2 (dua) bahkan sudah dibayar tahap 3 (tiga). Sebelum melanjutkan pembicaraan kamu ya, sebelum kami membagikan BLT-DD tu, seluruh masyarakat kami kumpul dan sudah rembuk desa dan rapat desa di depan rumah kades. Jadi inti rapat itu, berhubung masyarakat kami nih banyak yang berkeluarga banyak yang miskin samo-samo, kami di masyarakat Pulau Betung ini kompak, kami berbagi rasa nutupi ada yang seandainya tidak dapat, kami tutupi. Jadi mereka-mereka yang dapat BLT itu, dia sepakat untuk ngenjuk (memberi) sebagian hak dia ke wong-wong (orang-orang) yang lain. Nah itu rapat desa yang kami adakan malaman tanggal duo berapo di depan rumah kades,” paparnya.
“Malam Pak Sekdes yo”? Yo, seluruh masyarakat hadir galo (semua), tekenan (tanda tangan) lengkap masyarakat Pulau Betung nih. Masyarakat Pulau Betung kito nih Pak, jangankan masalah ini, kami nih kompak sudah yang namanya bantuan tu kami tu “Duduk Samo rato tinggi samo bediri”.
Artinya, kami walaupun dikit-dikit dia sudah sepakat, dia nurut, dia ketahui keluarga di samping kiri-kanannyo masih butuh jugo miskin jadi sebagian hak dia, dia ikhlaskan untuk wong yang nerima itu Pak.
Lanjutnya, kalau ada masyarakat atau oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab menyampaikan atau menyebar fitnah bahkan menebar keterpurukan kades atau menebar kebencian sesama manusia itu salah besar Pak (wartawan, red).
Tolong Pak, jangan memihak dulu kalau ada pihak-pihak atau oknum-oknum tertentu yang kira-kira merusak karena kami sudah sepakat di hadapan seluruh warga Pulau Betung dan lengkap persetujuannya Pak.
Cuma memang 3 bulan langsung dikasihkan Pak ya? Dijawab Sekdes Pulau Betung, 3 (tiga) bulan, rencana 3 bulan, lihat keadaan perkembangan selanjunya kagek (nanti).
Berapa 3 (tiga) bulan itu? Kamu tanya langsung dengan Kades kagek biar kamu tahu.
Untuk data penerima BLT-DD apa di tempel di papan pengumuman Pak Sekdes? Kami ini Pak lebih dari ditempel Pak. Sekarang kan karena suasana Covid, jadi kami nih melebihi dari ditempel, kami muat kupon, kami naik ke “door to door” ke rumah masyarakat masing-masing.
Jadi Pak kagek, yo jingok (temui) bae (saja) kades makmano (bagaimana) bagusnya/baiknya, omongkon (bicarakan) dengan kades makmano caranya, nanti diatur lagi. Demikian jawaban Sekdes yang mengaku salah satu anggota LSM LTPK di OKI.
Ironinya, pada saat wartawan ini dan awak media lainnya hendak mengonfirmasi ke Kades Pulau Betung pada Kamis (11/6) terhadap informasi yang dijelaskan oleh Sekdes Pulau Betung tersebut, awak media sebelumnya mampir ke rumah Sekdes namun Sekdes Pulau Betung (A) tidak berada di rumahnya yang ada istrinya. Menurut istrinya, Sekdes lagi menghadiri akad nikah warga Pulau Betung, langsung saja ke rumah Kades, Kades ada di rumahnya.
Lalu kemudian wartawan ini dan awak media lainnya dan juga pengurus/anggota LKPA OKI menuju rumah Kades Pulau Betung. Sesampai di rumah Kades yang juga merupakan Kantor Desa Pulau Betung, wartawan dan awak media lainnya bertanya ke seorang ibu yang kebetulan keluar dari dalam rumah Kades, “Assalamualaikum Bu, apa Pak Kades ada?”
Dijawab ibu tersebut, Pak Kades lagi keluar, barusan.
Kebetulan ada dua orang anak yang lagi main pimpong di halaman rumah kades, lalu wartawan pun bertanya kepada kedua orang anak tersebut. Adek, Pak kadesnya ada di rumah?
Dijawab kedua anak tersebut, Pak Kades ada di rumah, barusan datang dan masuk ke rumah, terang kedua anak tersebut.
Lalu wartawan pun mengambil foto depan rumah Kades untuk kedua kalinya (4/6) dan (11/6). Namun Kades tak bisa dikonfirmasi atas dugaan masalah ini.
Melihat ada orang lagi nongkrong di bawah rumah depan rumah kades, kami pun bertanya apa kades ada, di jawab bapak-bapak yang sedang duduk santai tersebut, mungkin pak kades ada atau mungkin juga sedang keluar rumah.
Kemudian wartawan ini mengontak Sekdes melalui handphone, namun tidak lama kontak lewat handphone tersebut. Tiba-tiba Pak Kades Pulau Betung memanggil dengan nada tinggi kepada wartawan. “Kamu sini, sini, ada apa, seperti buronan saja, dicari-cari,” kata Kades.
Seperti terbawa emosi yang diduga karena ditunggu oleh para awak media, namun kemudian situasi mereda dan Kades Pulau Betung (Ld) minta agar dikondusifkan mengenai informasi di desanya, harap Kades Pulau Betung yang mengaku salah satu anggota LSM KPK yang ada di Kotaraya Kec.Kayuagung.
Barusan situasi mereda, tiba-tiba Sekdes Pulau Betung (As) dengan tidak memakai baju langsung melabrak. Karena tak mau terpansing dengan keributan, para wartawan pun meninggalkan tempat tersebut.
Laporan : Ali/Redi-CW
Editor/Posting : Imam Ghazali