Oleh : Della Amelia Pasha
Sudah sejak lama Palestina terjajah, namun hingga kini belum ada titik terang tentang berakhirnya penderitaan saudara dan saudara kita yang berada di Gaza-Palestina. Bertambah hari bukannya bertambah baik, sebaliknya justru semakin bertambah buruk.
Salah satunya apa yang tengah terjadi di Gaza saat ini. Tsunami kelaparan yang menimpa semua rakyat Gaza-Palestina, dari yang tua hingga bayi yang baru saja dilahirkan pun ikut merasakan malapetaka kelaparan ini.
Direktur Al-Syifa, Mohammed Abu Salmiya, menyatakan pada para jurnalis “Setiap saat, kasus kelaparan baru datang di rumah sakit kami”. Yang beliau sampaikan bukanlah soal sebuah gelombang pasien melainkan sebuah tsunami besar yang datang dalam hitungan menit membawa bayangan kematian. Dilain sisi, Sekretaris Jendral PBB Antonio Guterres mengingatkan bahwa “tali-tali dari kehidupan yang mampu menjaga orang-orang tetap hidup telah runtuh”. (CNBC Indonesia, 23/7/2025).
Zionis Yahudi dengan gamblang menunjukkan kebiadabannya terhadap rakyat Gaza-Palestina. Bahkan jika di ungkapkan dengan kata-kata pun tak akan sanggup rasanya, mereka berbuat seolah-olah mereka bukanlah manusia, tanpa hati dan empati dengan sadar membiarkan dahsyatnya bencana kelaparan menimpa rakyat Gaza. Malah, sepertinya bencana kelaparan ini mereka jadikan sebagai cara baru untuk menggenosida rakyat Gaza-Palestina.
Gaza, mereka memiliki 2 juta jiwa yang hingga kini masih terjebak di dalam blokade Zionis Yahudi, mereka merasakan bencana kelaparan yang begitu hebat. Semenjak gencatan senjata enam pekan kemarin gagal untuk diperpanjang dan juga Zionis Israel menerapkan blokade penuh pada 2 maret 2025, sejak itu juga truk bantuan hanya di perbolehkan masuk dalam jumlah yang seolah-olah hanyalah sebuah simbol saja. Membuat kelaparan sebagai media genosida merupakan cara kotor yang amatlah keji.
Semakin jelas, bahwasannya kekejaman Zionis Yahudi tak akan mempan bila hanya dengan retorika, dan juga bantuan kemanusiaan saja.
Terlebih lagi Zionis Yahudi senantiasa dibela oleh AS dan juga Veto AS. Mandulnya PBB pun nyata terlihat. Serta mati rasanya para pemimpin muslim dan abainya pada seruan Allah dan juga Rasulnya.
Umat Islam hari ini telah terhasut oleh propaganda dari Barat, akibatnya umat islam menjadi lemah. Sebenarnya itu hanya ilusi semata, yang telah ditanamkan oleh para penguasa yang berkhianat, sehingga pasukan umat, para ulama, dan juga rakyat menyerah. Padahal dibalik itu umat mempunyai kekuatan yang sangat luar biasa, yang mana kekuatan itu bersumber dari akidah yang kokoh.
Panjangnya sejarah telah memverifikasi bahwasanya umat Islam itu memiliki kekuatan yang begitu besar dan begitu hebatnya sehingga mampu menjadikan Khilafah sebagai Negara Adidaya.
Kondisi yang terjadi hari ini harusnya bisa dipergunakan sebagai media untuk menyadarkan umat tentang solusi hakiki yang mampu menyelamatkan Gaza-Palestina dari genosida, yaitu Jihad dan juga tegaknya Daulah Khilafah.
Yang telah terjadi saat ini seharusnya juga dapat membuat umat paham bahwa pembebasan Gaza dari genosida ini bukanlah hal yang mampu sistem demokrasi lakukan. Pembagian dua negara (two state solution) yang terus di gaung-gaungkan oleh para pemimpin dunia merupakan tindakan yang seolah mendukung seorang penjahat menjarah harta korbannya.
Sebaliknya berbeda dengan sistem islam, Khilafah. Apa yang telah dilakukan Zionis Yahudi terhadap rakyat Gaza-Palestina hingga hari ini bukan hanya pencurian tanah melainkan sebuah genosida yang begitu amat keji. Tidak ada cara lain untuk memberantas genosida yang telah dilakukan oleh Zionis Yahudi itu selain dengan Jihad memerangi dan melawan mereka, namun jihad itu memerlukan komando dari pemimpin yaitu seorang khalifah.
Takkan ada khalifah tanpa khilafah. Oleh sebab itu dibutuhkan kesadaran dari pemikiran umat untuk mengembalikan kejayaan dan kesejahteraan bagi seluruh alam yang di naungi oleh Daulah Khilafah.
Penyadaran terhadap umat harus terus menerus dilakukan dan makin ditingkatkan bersamaan dengan adanya bukti yang jelas tentang betapa nyatanya kejahatan yang telah dilakukan oleh Zionis Yahudi terhadap rakyat Gaza-Palestina.
Jamaah dakwah ideologis sudah seharusnya terus berdiri memimpin umat untuk mewujudkan kembalinya kemuliaan kepada umat. Kemuliaan itu hanya dapat terwujud apabila Khilafah tegak kembali di atas muka bumi ini.
Kesadaran pemikiran umat atas mencekamnya dunia saat ini harus diwujudkan sehingga umat akan dapat terus ikut andil dalam berjuang mengikuti thariqah dakwah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Setiap pengemban dakwah wajib meningkatkan keterampilannya pada saat berinteraksi dengan umat, dengan metode menggugah perasaan dan juga pikiran, meningkatkan keyakinan dan juga keistiqomahan jalan dakwah yang telah ditempuh Rasulullah SAW. Di samping itu, terus mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sembari melayakkan diri menjadi hamba Allah yang pantas mendapatkan pertolongan dari Allah SWT. Wallahu’alam bishawab.