Gen Z Wajib Tolak Two State Solution untuk Palestina

Oleh : Nur Hasanah

Beberapa pekan terakhir ini ramai di media sosial berita tentang aksi solidaritas dan kemanusiaan dari berbagai negara untuk berlayar ke Gaza yang di sebut Global Sumud Fotilla. Aksi ini merupakan aksi gabungan dari beberapa negara yang ada di dunia, salah satunya Indonesia yang ada di Bandung. Agenda Solidaritas dengan Sumud Flotilla adalah bentuk protes komunitas SJP Bandung. Kapal-kapal Global Sumud Flotilla yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Gaza telah diculik oleh Israel.

Mereka membawa obat, makanan, dan harapan. Namun, kemanusiaan kembali diblokade. Saat bantuan dihentikan, itu bukan hanya serangan terhadap Palestina, tapi juga terhadap seluruh nilai kemanusiaan. Dunia bereaksi cepat, London, Paris, Roma, Broksel. Masyarakat dunia sudah muak dengan kesewenang-wenangan Israel.

Di belahan dunia lain, gelombang protes pro-Palestina melanda sejumlah kota besar di Eropa pada Kamis (2/10/2025), setelah Israel mencegat armada kapal bantuan kemanusiaan yang hendak menuju Gaza. Puluhan ribu orang turun ke jalan untuk menyuarakan kemarahan. Namun, sebagian aksi berubah ricuh dengan perusakan fasilitas publik dan pertokoan. Israel menuai kecaman internasional usai pasukan bersenjatanya menaiki sekitar 40 kapal yang berusaha menembus blokade laut Gaza. Lebih dari 400 aktivis asing ditangkap, termasuk aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg. (KOMPAS.COM, 8/10/2025).

Apa yang dilakukan oleh para aktivis dan generasi muda di seluruh dunia hari ini memang patut di apresiasi. Mereka menunjukkan rasa kepedulian yang tinggi terhadap penderitaan muslim Palestina. Meskipun berbeda ras, bangsa dan agama, tapi hati mereka tergerak untuk membela dan menolong warga Palestina dari penjajahan keji yang dilakukan oleh yahudi. Atas nama kemanusiaan, mereka bersuara, memprotes, dan banyak di antara mereka yang berangkat ke Palestina untuk memberikan bantuan kepada warga Gaza dengan cara berlayar di laut agar bisa menembus blokade Israel atas Gaza yang selama ini terus di lakukan di daratan, sehingga bantuan tak bisa masuk.

Namun malang, ternyata nasib para aktivis ini juga tak kalah tragis. Di tengah pelayaran, mereka dicegat, ditangkap dan kemudian ditawan oleh para tentara zionis. Padahal mereka datang dengan membawa misi perdamaian, tanpa peralatan perang.

Pencegatan ini adalah bukti nyata bahwa zionis tidak mengerti bahasa kemanusiaan, para penjajah itu hanya bisa dihadapi dengan bahasa perang, bukan perdamaian.

Berbagai kecaman dan kutukan yang dilontarkan oleh dunia kepada para penjajah selama ini tidak bisa menghentikan kebiadaban zionis. Bahkan berbagai solusi dan perjanjian damai yang ditawarkan pun tetap tidak menghasilkan apa-apa, zionis malah semakin brutal membabi buta membombardir rakyat Palestina. Puluhan ribu nyawa melayang menjadi syuhada karena mempertahankan tanah suci dan kehormatan kaum muslimin. Namun mirisnya, hingga kini tidak ada satupun negara di dunia, khususnya penguasa negeri negeri muslim, yang berani bergerak mengirimkan tentaranya untuk memerangi para penjajah dan negara pendukungnya.

Alih alih membela, para penguasa negeri negeri muslim pun hanya sibuk beretorika diatas mimbar mimbar. Karena sejatinya mereka tidak melakukan apa apa, mereka malah menjalin hubungan kerja sama dan berjabat tangan dengan para penjajah yang tangannya itu berlumuran darah para syuhada saudaranya sendiri sesama muslim.

Berbagai aksi damai oleh warga dunia sudah dilakukan, tapi tetap saja tidak bisa membebaskan palestina dari penjajahan. Hal ini seharusnya membuka mata dunia bahwa untuk menghentikan penjajahan yang didukung kekuatan negara, tidak cukup hanya dengan mengirimkan bantuan kemanusiaan oleh berbagai kelompok saja. Tetapi harus dihadapi dengan kekuatan yang seimbang dan sama besarnya. Melawan para penjajah itu hanya akan sebanding jika dikirimkan pasukan tentara ke Palestina. Kekuatan negara harus dilawan dengan kekuatan negara.

Solusi dua negara (two state solution) yang ditawarkan oleh PBB pun tidak bisa diterima. Mengakui kedaulatan dua negara yaitu Palestina dan Israel sekaligus, sama saja dengan menyetujui bahwa tanah Palestina boleh dirampas oleh penjajah itu. Sejak masa Rasulullah SAW, tanah Palestina adalah tanah suci milik kaum muslimin yang ditaklukkan dengan perjuangan dan darah para pejuangnya, didapatkan dengan penuh perjuangan atas dasar keimanan kepada Allah. Sementara yahudi zionis adalah orang kafir yang datang ke Palestina untuk menduduki, merampas dan menguasai tanah suci itu dengan paksa secara keji. Mengklaim bahwa tanah itu adalah milik mereka.

Ibaratnya, bagaimana mungkin ketika datang perampok ingin menguasai rumah dan segala isinya, kemudian solusinya adalah berdamai, harta dibagi dua dengan membiarkan para perampok itu tinggal di dalam rumahnya. Itu sungguh tidak masuk akal. Sleharusnya orang yang datang untuk merampok itu diusir agar keluar dan pergi dari rumah. Maka dari itu solusi dua negara ini adalah haram. Umat Islam wajib menolaknya.

Tanah suci Palestina adalah kehormatan  kaum muslimin yang harus dijaga. Umat muslim di seluruh dunia tidak boleh diam melihat penjajahan ini. Di dalam Islam, berjuang untuk menjaga dan mempertahankan tanah, harta benda, nyawa dan agama merupakan kewajiban yang bernilai pahala di sisi Allah. Apa yang dilakukan zionis terhadap Palestina adalah sebuah penjajahan yang tidak bisa diterima. Umat muslim harus segera bangkit.

Allah mewajibkan jihad terhadap kaum yang datang untuk menjajah, seperti firman Nya di dalam Al Qur’an:

وَقَاتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ الَّذِيْنَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوْاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَ ۝١٩٠

Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu dan jangan melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas, (Al Baqarah:190).

Karena itu, para generasi muda dan umat Islam harus menolak solusi dua negara yang ditawarkan oleh barat, karena tidak sesuai dengan ketentuan di dalam Islam. Dan tentu tidak akan pernah berhasil menyelesaikan persoalan apalagi menghentikan penjajahan. Palestina hanya akan bisa dibebaskan dengan cara jihad yang dikomando oleh seorang khalifah, yaitu mengirimkan pasukan tentara ke Palestina untuk memerangi para penjajah hingga ke akar akarnya. Sementara itu jihad ini hanya bisa dilaksanakan apabila ada negara yang menerapkan aturan Islam secara keseluruhan dalam bingkai negara khilafah. Wallaahua’lam….

mgid.com, 522927, DIRECT, d4c29acad76ce94f google.com, pub-2441454515104767, DIRECT, f08c47fec0942fa0