Forum Cabor Sumsel Laporkan Dugaan Korupsi di KONI ke BPKP, Anggaran Atlet Dipertanyakan

Securitynews.co.id, PALEMBANG– Dugaan penyimpangan anggaran di Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumatera Selatan kembali mencuat. Setelah melaporkan kasus ini ke Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumsel, kini Forum Silaturahmi Cabang Olahraga (Cabor) Sumsel melanjutkan laporan mereka ke Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Sumsel, Selasa (11/3/2025).

Forum Cabor Sumsel menduga adanya tindak pidana korupsi dalam pengelolaan dana hibah APBD Perubahan 2024 sebesar Rp10 miliar serta bantuan dana dari pihak ketiga yang diterima KONI Sumsel. Laporan ini disertai bukti dugaan penggunaan rekening ganda dalam pengelolaan anggaran. “Kami menemukan dua rekening yang janggal, yaitu rekening atas nama KONI Sumsel dan rekening atas nama Komite Olahraga Nasional Sumatera Selatan,” ungkap Ketua Forum Cabor Sumsel, Lidayanto S.Sos., M.Si., didampingi Sekretaris Forum, Cik Naya.

Menurut Lidayanto, pihaknya mendapat informasi bahwa KONI Sumsel juga menerima bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) dari pihak ketiga senilai Rp250 juta. Namun, hingga kini tidak ada transparansi terkait penggunaannya. “Kami ingin tahu untuk apa anggaran ini digunakan dan siapa pihak yang memberikan bantuan. Apakah ada kaitan dengan kepentingan tertentu atau memang murni bantuan yang bisa dipertanggungjawabkan?” ujarnya.

Lebih jauh, Lidayanto menyoroti aturan bahwa organisasi penerima hibah APBD tidak diperbolehkan menerima dana dari CSR atau pihak ketiga karena anggarannya sudah ditetapkan dalam APBD.

Dampak dari dugaan pengelolaan anggaran yang tidak transparan sangat dirasakan para atlet. Banyak atlet yang harus berangkat ke Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024 dengan biaya sendiri. “Jika memang ada dana, seharusnya bisa dialokasikan untuk kepentingan atlet, bukan untuk kepentingan lain,” tegas Lidayanto.

Sementara itu, Cik Naya mengungkapkan bahwa ketimpangan alokasi dana sangat mencolok. Banyak Pengurus Provinsi (Pengprov) Cabor di Sumsel hanya ditawari bantuan Rp2 juta, sementara pengurus KONI Sumsel menerima gaji puluhan juta rupiah. “Kami meminta aparat penegak hukum segera memproses laporan ini agar ada kejelasan dan keadilan bagi para atlet dan cabor di Sumsel,” tandasnya.

Laporan : Sandy

Posting  : Imam Gazali