Oleh: Qomariah (Aktivis Muslimah)
Tingginya angka pengangguran anak muda yang menimpa berbagai negara di dunia, baik negara maju maupun berkembang memiliki benang merah yang sama, yakni penerapan ideologi kapitalisme global, telah gagal mewujudkan kesejahteraan.
Bahwa dunia saat ini dibayangi masalah serius di sektor ketenagakerjaan. Sejumlah negara besar melaporkan lonjakan angka pengangguran, di mana situasi ini menunjukkan rapuhnya pemulihan ekonomi global, di tengah tekanan inflasi, perlambatan pertumbuhan, hingga ketidakpastian politik.
Kondisi ini tak hanya menekan daya beli masyarakat, tapi juga membawa dampak sosial dan politik yang luas. Ketika kesempatan kerja semakin terbatas, ketidakstabilan di berbagai negara bisa saja terpicu, CNBCIndonesia (Sabtu,30/8/2025).
Banyak negara dihantui krisis tenaga kerja yang mengkhawatirkan, terutama di kalangan anak muda. Seperti di cina, tingkat pengangguran generasi muda yang mencapai 14,5% pada Juni 2025 telah memicu respon sosial, diantaranya adalah munculnya perusahaan jasa”pura-pura bekerja”dan keluar dari pekerjaan gergaji tinggi serta jam kerja ketat untuk menikmati hidup yang lebih santai, telah meluas di negara tersebut.
Sedangkan pengangguran usia muda di Indonesia menurut data BPS, terus menjadi perhatian besar, dengan angka pengangguran terbuka (TPT) anak muda mencapai 16,16% per Februari 2025. ini menunjukkan bahwa dari 100 orang penduduk berumur 15 — 24 tahun yang sudah masuk angkatan kerja, terdapat sekitar 16 orang yang menganggur. Bahkan, menurut IMF, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 5%. Angka ini membuat Indonesia menempati posisi ketujuh di Asia dan pertama di Asia tenggara sebagai negara dengan tingkat pengangguran tertinggi.
Kapitalisme Gagal Menyejahterakan Umat
Angka pengangguran yang menimpa anak muda di berbagai negara, baik negara maju maupun berkembang. Memiliki benang merah yang sama, yakni penerapan sistem kapitalisme global yang telah gagal mewujudkan kesejahteraan umat.
Kegagalan ini yang di dominasi oleh ekonomi kapitalistik yang liberal.
Pertama, negara gagal menyediakan lapangan kerja. Dan dipicu banyaknya penggunaan teknologi sehingga berdampak pada kebutuhan tenaga kerja manusia, dan dampaknya, perusahaan akan mengurangi tenaga kerja dan angka pengangguran makin terbuka.
Bahkan negara dalam sistem kapitalisme cenderung berlepas tangan dari tanggung jawabnya sebagai penyedia lapangan kerja, peran ini justru diserahkan pada mekanisme pasar. Seperti contoh; program job fair sejatinya tidak menjadi solusi, bahkan terkesan formalitas, karena industri pun dihantam PHK. Sehingga penyelenggara job fair di berbagai daerah yang penuh sesak oleh pencari kerja, sesungguhnya menguak pakta bahwa lapangan kerja kian sulit. Satu lowongan kerja diperebutkan oleh ribuan pelamar kerja.
Selain itu, walaupun pembukaan sekolah dan jurusan vokasi tidak menjadi lulusan yang mudah mencari kerja, mengakibatkan banyak lulusan vokasi yang menganggur. Semua lulusan, baik tingkat SMK atau perguruan tinggi, sangat berharap mendapat pekerjaan setelah mereka lulus. Namun, kenyataan tidak semanis apa yang mereka harapkan.
Kapitalisme Menciptakan Kesenjangan
Lapangan pekerjaan dalam sistem kapitalisme, menciptakan kesenjangan dan ketimpangan terhadap lapangan kerja. Sehingga segelintir elit bisa menguasai kekayaan dan sumber daya yang besar. Bahkan dominasi korporasi ini berkaitan erat dengan konsentrasi kekayaan di tangan segelintir individu atau entitas bisnis.
Bahkan sebagian besar masyarakat terus berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar demi bertahan hidup. Sangat sulit dan terbatas masyarakat memiliki dan mengakses untuk menikmati hasil kekayaan dan sumber daya alam yang ada. Karena didominasi ketimpangan dan kesenjangan Para pemilik modal.
Bahkan penguasaan aset dan lahan yang mestinya bisa menjadi lapangan kerja bagi rakyat dihambat oleh kebijakan rezim demokrasi kapitalisme, sehingga lapangan kerja makin sulit, kebutuhan ekonomi kian mencekik, dan negara menanggalkan peran utamanya sebagai (Raa’in) pengurus rakyat.
Islam Punya Konsep yang Benar
Dalam sistem Islam, negara bukan sekedar regulator dan fasilitator, tetapi pengurus atas seluruh urusan rakyat. Bahkan menyediakan lapangan kerja serta menghilangkan kesenjangan dan ketimpangan. Sistem Islam juga menjamin lapangan kerja bagi rakyatnya.
Bahkan dalam sistem Islam (Khilafah), yang dipimpin oleh seorang (Khalifah), berkewajiban memberikan pekerjaan kepada rakyat yang membutuhkan.
Rasulullah SAW bersabda, “imam/Khalifah adalah pemelihara urusan rakyat, ia akan dimintai pertanggung jawaban terhadap urusan rakyatnya.” (HR. Bukhari Muslim).
Bermacam-macam konsep yang dilakukan oleh Khalifah dalam menyediakan lapangan kerja, serta menghilangkan ketimpangan ekonomi. yaitu;
- Menyelenggarakan sistem pendidikan berbasis akidah Islam secara bebas biaya, yakni pendidikan gratis untuk semua rakyat.
- Memberikan pemahaman dan edukasi tentang kewajiban bekerja bagi laki-laki dewasa dan kedudukan orang-orang yang bekerja di hadapan Allah SWT.
- Dalam bidang ekonomi, Khilafah akan meningkatkan dan mendatangkan investasi halal untuk dikembangkan di sektor riil, baik di bidang pertanian, kelautan, tambang, industri, maupun perdagangan.
- Di sektor pertanian di samping intensifikasi, negara juga akan melakukan ekstensifikasi. Yaitu, menambah luas area pertanian yang akan ditanami dan diserahkan kepada rakyat.
- Pada sektor industri, Khilafah akan mengembangkan industri alat-alat mesin, sehingga mendorong tumbuhnya industri-industri lain.
- Mengatur kepemilikan harta. yaitu, kepemilikan individu, umum, dan negara. Islam melarang menyerahkan pengelolaan harta milik umum kepada individu atau swasta.
- Penerapan sistem Islam Kaffah akan menjadikan kekayaan dunia tidak terkonsentrasi pada segelintir pihak.
Negara tidak akan memberi ruang bagi berkembangnya sektor nonriil. Seperti, penerapan kapitalisme, karena sektor nonriil haram dan menyebabkan beredarnya kekayaan di seputar orang kaya saja.
Hanya dalam Islam yang mampu menyediakan mekanisme yang benar serta menghilangkan ketimpangan dan kesenjangan dalam lapangan kerja, bahkan menjadikan rakyat makmur dan sejahtera. Insya Allah. Wallahua’lam bishawab.