Securitynews.co.id, PALEMBANG- Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Sumatra Selatan bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menggelar Workshop Pengembangan Produk Hilirisasi Kelapa Sawit Bagi UMKM dan Koperasi di Opi Hotel Jakabaring Palembang, Jumat (15/11/2024).
Laporan Ketua Panitia Ir. Sujarwo mengatakan, kegiatan Workshop hari ini peserta dilibatkan dari tiga universitas dan Yayasan yang ikut andil dalam Hilirisasi Kelapa Sawit dan UMKM. “Diharapkan setelah hadir dari kegiatan workshop ini, bisa menciptakan lapangan kerja sendiri, bahwa dengan sawit bukan hanya menghasilkan minyak Sawit VCO saja,” katanya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Perkebunan (Kadisbun) Sumsel Ir. Agus Darma menyampaikan bahwa acara ini memiliki makna yang besar untuk pembangunan di Sumatra Selatan. “Kita saat ini banyak sekali menghadapi problema seperti inflasi, tapi untuk sektor sawit tidak banyak terpengaruh bahkan menyumbang. Dan akselarasi pembangunan di perkebunan, dilakukan pengendukasian dalam bentuk pelatihan dengan tujuan untuk mendapatkan produk baru,” bebernya.
Di sisi lain, dulu generasi yang sempat tren yaitu perkebunan karet, tapi untuk saat ini perkebunan sawit menjadi primadonanya. Bahkan di India saat ini lahan-lahan banyak dialihfungsikan jadi Perkebunan Sawit. Padahal sebelumnya India terkenal dengan penyumbang Pangan Dunia. “Yang paling penting bagaimana mengutamanakan hulu dan hilirisasi,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Ketua DPW Apkasindo Muhammad Yunus mengatakan, DPW Apkasindo berada di 17 kabupaten/kota. ‘’Ke depannya Apkasindo lebih berperan dalam program PSR. Dimana program penerima PSR diwajibkan untuk menanam padi gogo untuk menyukseskan progam dari Bapak Presiden RI Bapak Prabowo. Dengan terselenggaranya kegiatan workshop ini mahasiswa dapat mengambil alih untuk menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan,” jelasnya.
Ketua DPP Apkasindo Dr. Rino Afrino, S.T, M.M menambahkan bahwa Apkasindo Petani Sawit menjadikan salah satu aspeknya, yaitu perkebunan yang legalitasnya jelas, kepemilikan lahan. Karena petani Indonesia saat ini, banyak yang tidak bisa ikut andil dalam PSR. Kedua, produktivitas harus naik. Bagaimana caranya, yaitumengikuti mengganti dengan bibit Pupuk Sriwijaya, peremajaan bibit sawit. “Harga yang baik. Peran konkrit dalam menjaga martabat petawi sawit yang dilakukan 2 mingggu sekali dan nilai tambah. Di luar negeri mendapatkan hasil tambahan dari koperasi,” tambahnya.
Sementara itu, Analis Divisi UKMK BPDPKS Anwar Sadat mengungkapkan peran Petani Kelapa Sawit sangat penting karena penguasaan lahannya kurang lebih 42% dari total lahan kelapa sawit di Indonesia. Kontribusi dari sektor kelapa sawit menyumbang sekitar 12% devisa ekspor non Migas di tahun 2023 dan kontirbusi ke APBN 2023 kurang lebih 88 Triliun dari Pajak, PNBP, dan Bea Keluar. Diharapkan agar sektor sawit tetap eksis dan berkelanjutan. “Dukungan khusus untuk pengembangan UMKM dan Koperasi dalam bentuk Workshop, Riset pengembangan produk, Pengembangan kapasitas UKMK Sawit, dan diikutsertakan dalam promosi dan pameran,” jelas Anwar.
Mitra Petani Kelapa Sawit Ir. Amirudin, menjelaskan bahwa Kemitraan dan petani kelapa Sawit itu salingmenguntungkan satu sama lain. Apkasindo diharapkan untuk memperjuangkan permasalahan petani sawit. “Dengan Adanya Penandatangan PP 47 Tahun 2024 : Penghapusan utang dan Program pemecahan kementrian,” pungkasnya.
Sementara itu Zulhermana Sembiring Head of Seed Production and Commercial mengatakan, pada workshop ini pihaknya menyampaikan tentang benih unggul. “Kita tahu bahwa kunci utama untuk menghasilkan produktivitas itu adalah dari benih yang unggul. Benih unggul itu kita tanam untuk masa 30 tahun. Jadi tidak bisa sembarangan. Fokus kita adalah pentingnya untuk menanam benih unggul. Kemudian bagaimana cara memproduksi benih unggul itu tidak segampang itu,” bebernya.
“Karena orang berpikir pokok yang bagus diambil bijinya kemudian ditanam itu sudah bagus, padahal tidak seperti itu. Karena ada prosesnya. Tahapan ini kita sampaikan,” tambahnya.
Selain itu, sambung dia, pihaknya juga menyampaikan tanaman kelapa sawit yang mereka hasilkan ini ada beberapa varietas. Nanti bisa disesuaikan dengan kondisi lingkungannya. “Jadi ada beberapa varietas yang ditawarkan kepada petani. Yang penting adalah kita sampaikan agar menggunakan benih unggul karena sekali kita tanam untuk 30 tahun itu menentukan produktivitas kita. Kendati demikian benih unggul itu tidak cukup karena juga perlu perawatannya. Jadi tanaman juga butuh perawatan. di sini hadir petani dan mahasiswa maka ini bisa menjadi modal untuk bergerak ke depan,” tandasnya.
Di tempat yang sama Seed Sales Y.Hermawatu WR mengatakan, ada dua jenis tipe buah sawit yang pihaknya perkenalkan yakni virescens dan nigrescens. “Untuk nigrescens ketika mentah berwarna hitam saat matang menjadi orange kehitaman. Tipe virescance ketika mentah berwarna hijau saat matang berwarna orange,” katanya.
Dia menjelaskan keunggulan virescens adalah mudah dalam pemanenan. Karena ketika matang warnanya benar-benar berubah. Selain itu sawit tipe virescens sebut sawit masa depan karena kandungan beta carotin yang paling tinggi.
“Kita memproduksi 6 jenis varietas Sriwijaya 1, Sriwijaya 2, Sriwijaya 3, Sriwijaya 4, Sriwijaya 5 dan Sriwijaya 6. Yang tipe virencens dihasilkan dari Sriwijaya 1. Itu kemungkinan muncul warna orange nya 50 persen. Ke depan kita kembangkan riset untuk buahnya 100 persen berwarna orange. Semoga tahun 2025 sudah bisa terealisasi,” pungkasnya.
Laporan : Sandy
Posting : Imam Gazali