Securitynews.co.id, PAGARALAM- Sebanyak 500 (Lima Ratus Orang) lebih siswa-siswi Sekolah Dasar negeri (SDN) 7 Kota Pagaralam mengikuti kegiatan Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2025.
Bertempat di halaman sekolah pavorit SDN 7 PAGARALAM, Kepala Sekolah Suparni SPd membacakan pidato Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia Abdul Mu’ti saat bertindak sebagai Pembina Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional. “Kegiatan Upacara hari ini bukan hanya sekedar seremonial, melainkan dalam kesempatan ini merupakan momentum yang tepat untuk kita membangun pendidikan yang utama dalam berahlak, mencetak murid yang berdedikasi dan berdaya saing sehingga kelak para siswa dapat mencapai cita cita dalam kehidupan sosial yang kompetitif,” ujar Suparni bertekad mencetak perilaku siswa yang berdedikasi tinggi.
Lebih jauh lagi ia meminta para guru sekolah untuk bekerja sama menjalankan tugas mulia sebagaimana presiden Prabowo memprioritaskan pendidikan mencetak generasi penerus bangsa.
Sementara itu guru pembina SDN Eko Wahyudi, SPd menyebutkan ratusan siswa menjadi peserta Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2025. “Anak anak sangat antusias untuk mengikuti kegiatan hari ini, mereka datang ke sekolah lebih awal dari biasanya dengan mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia. Dan jumlahnya lebih dari 500 orang siswa, perkembangan siswa SDN 7 diharapkan lebih berprestasi,” terangnya.
Terpisah para orang tua murid masih menyesalkan Surat Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah serta Imbauan Kepala Dinas Pendidikan Kota Pagaralam agar peserta upacara memakai baju adat. Wali murid menanyakan apakah jika Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional mengenakan seragam sekolah akan mengurangi makna acara tersebut? Pasalnya orang tua siswa bersusah payah dan mengeluarkan biaya untuk menyiapkan baju adat bagi anak mereka. “Kami berharap ke depannya jika ada kegiatan seperti itu dapat berkoordinasi terlebih dahulu kepada wali murid,” tegas Herli seraya meyakini Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia belum memahami sepenuhnya kemampuan ekonomi wali murid di seluruh Nusantara. Kepala Dinas Pendidikan mudah saja memberi imbauan, namun lebih bijak lagi ketika dia mempertimbangkan tingkat kesulitan wali murid dalam memenuhi keperluan peserta didik hingga menyewa baju adat untuk 2 orang anaknya sebesar Rp. 200.000.
Selain menyangkut soal kebutuhan biaya di luar kurikulum, orang tua siswa berharap pihak sekolah tidak terlalu sering melakukan pungutan dengan dalih kepentingan siswa seperti acara wisuda, acara perpisahan dan study tour.
Laporan : Refi
Posting : Imam Gazali