Derita Gaza Makin Meningkat, Kesadaran Umat Akan Solusi Hakiki Harus Makin Meningkat

Oleh: Rima Liana

Kejahatan yang dilakukan oleh Zionis Israel pada penduduk Gaza kini semakin meningkat, pada Sabtu (6/9/2025) Militer Israel meminta warga Palestina di Kota Gaza, wilayah perkotaan terbesar di kantong tersebut, untuk mengungsi ke selatan. Militer memperingatkan bahwa operasi berlangsung di seluruh kota. Pasukan Israel telah melancarkan serangan di pinggiran kota bagian utara selama berminggu-minggu, setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan militer merebut kota itu.

Netanyahu mengatakan Kota Gaza merupakan basis Hamas dan penguasaan wilayah tersebut diperlukan untuk mengalahkan kelompok militan Islamis Palestina yang serangannya pada Oktober 2023 memicu perang. Serangan ini mengancam menggusur ratusan ribu warga Palestina yang selama hampir dua tahun berlindung di kota itu. Sebelum perang, sekitar satu juta orang atau hampir separuh populasi Gaza tinggal di Kota Gaza. (republika.co.id 6/9/2025)

Kondisi Gaza dalam penyerangan yang dilakukan oleh Zionis Israel sudah di ambang batas. Mereka terus berupaya memutar otak guna mengusir penduduk Gaza demi mengambil tanah suci Al-aqsa. Setelah beberapa waktu yang lalu kelaparan menjadi senjata mereka dalam menghabisi nyawa di Gaza, kini mereka kembali mengatur strategi untuk melancarkan serangan militer di kota tersebut. Tentunya semua itu tak terlepas dari dukungan dan ambisi Trum untuk mengambil alih Gaza.

Sudah sejak dari awal misi Zionis hadir menjajah Gaza adalah untuk mencaplok tanah Gaza, merebutnya dan menjadikan itu sebagai wilayah mereka. Pengusiran dengan bermacam cara juga sudah dilakukan, pengeboman, pembakaran, bahkan pemboikotan sumber daya serta makanan semakin menunjukkan betapa berpegang teguhnya mereka terhadap prinsip keserakahan.

Bahkan umat di dunia sudah sangat muak dan tidak bisa lagi mentoleransi kejahatan Zionis Israel laknatullah. Kini, banyak upaya sebisanya yang mulai dilakukan oleh umat untuk memasukkan bantuan ke Gaza. Salah satunya dengan mengumpulkan uang dengan misi Sumud Flotillah yang didukung oleh berbagai negara yang sedang terjadi. Namun naasnya, seberapapun usaha umat untuk bergerak menolong Gaza, tidak akan mempu menembus benteng perlawanan Zionis. Apalagi diperlihatkan fakta mirisnya, yaitu saat para pemimpin negeri muslim tidak menunjukkan sikap tegas terhadap konflik penjajah tapi justru bekerja sama di belakang mereka.

Sebuah penghianatan besar telah dilakukan oleh penguasa negeri muslim saat ini, di mana mereka yang seharusnya menjadi pembela di garda terdepan untuk membela kehormatan saudaranya yang tengah didzalimi, mereka justru melupakan tanggung jawabnya demi kepentingannya sendiri. Tak heran, sebab mereka telah terbelenggu dan mengikat janji dengan penjajah dan berlindung di balik kuasa.

Miris, karena persoalan pembebasan palestina tentu tidak cukup hanya digerakan sebatas pada aksi kemanusiaan. Gaza yang terus dijadikan mangsa harus segera diselamatkan. Islam tentu sudah memberi solusi terkait bagaimana langkah yang harus diambil untuk menyelesaikan persoalan genosida di Palestina secara hakiki.

Dalam Islam umat muslim itu bagaikan satu tubuh, apabila ada bagian tubuh yang sakit maka akan sakit pula bagian yang lain. Kini, warga Gaza yang tidak bersalah terbunuh tanpa hak, mereka berjuang sendirian sedangkan umat muslim masih terpecah belah. Nasionalisme membuat umat seakan bukan bagian dari kesatuan, sehingga dampaknya tiap negara hanya sibuk pada urusan mereka masing-masing dan tidak berbuat banyak untuk menolong saudara di Gaza yang tengah dijajah.

Selain itu krisis Gaza juga menunjukkan bahwa entitas Yahudi begitu congkak dan brutal karena didukung oleh negara-negara besar. Amerika Serikat dan Uni Eropa selalu membela kepentingan Yahudi. Bantuan keuangan dan persenjataan terus mengalir untuk operasi militer di Gaza.

Hal ini semakin menunjukkan bahwa umat memang membutuhkan kehadiran perisai untuk mereka, yakni Khilafah Islamiyah, sebagaimana sabda Nabi SAW:

إِنَّمَا اْلإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ

Sesungguhnya Imam (Khalifah) adalah perisai; orang-orang  berperang di belakang dia dan berlindung kepada dirinya (HR Muslim).

Umat juga harus meningkatkan kesadarannya bahwa satu-satunya solusi yang harus digencarkan saat ini adalah dengan mengirim pasukan militer tiap negara, sebab dengan kekuatan militer dalam jihad dan komando dari khilafahlah Gaza bisa dibebaskan. Bukan dengan jalan solusi dua negara yang jelas salah. Institusi inilah yang akan menjadi pelindung bagi Gaza dan bagi saudara muslim lainnya yang dijajah. Sebab, umat islam tidak akan mulia tanpa hadirnya junnah. Wallahua’lam Bisshowab.

mgid.com, 522927, DIRECT, d4c29acad76ce94f google.com, pub-2441454515104767, DIRECT, f08c47fec0942fa0