Bupati Askolani Bakal Gandeng PT. Agri Lestari Nusantara Kelola Sabut Kelapa

Securitynews.co.id, BANYUASIN- Bukan hanya penghasil beras dan ikan saja, namun Kabupaten Banyuasin juga daerah penghasil kelapa terbesar di Provinsi Sumatera Selatan.
Dari data Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Banyuasin, luas Perkebunan Kelapa Rakyat seluas 48.053 ha dengan produksi sebanyak 46.496 ton pertahun.

Tingginya produksi kelapa ini, selama ini tidak diiringi dengan sentuhan teknologi sehingga sabut kelapa sisa ekspor ke Tiongkok dan Thailand hanya terbuang percuma tanpa bisa dimanfaatkan.

Melihat kondisi itulah, Bupati Askolani menugaskan PT Sei Sembilang bersama Bappeda Litbang dan Dinas Perdagangan, Koperasi dan UKM untuk melakukan penjajakan kerja sama dengan PT. Agri Lestari Nusantara untuk mengelola Sabut Kelapa, dan agar pabrik kelapa di Desa Teluk Payo Kecamatan Banyuasin II yang sudah dibangun dapat segera dipergunakan.

“Kami saat ini tengah berada di Lampung Timur, meninjau pabrik pengolahan sabut kelapa milik PT. Agri Lestari Nusantara,” kata Direktur PT Sei Sembilang Ardiansyah SIP M.Si, Rabu (05/08/2020).

Dikatakan Ardiansyah, PT. Agri Lestari Nusantara direncanakan nantinya akan bekerja sama dengan PT Sei Sembilang dalam mengelola sabut kelapa sehingga menjadi lebih bernilai.

“Masyarakat kita selama ini cuma jual dalam bentuk bahan mentah, sabut kelapa sisa dijual itu cuma terbuang percuma. Ke depan akan kita kelola sehingga menjadikan bahan yang bernilai ekspor,” katanya.

Peluang itu sangat besar terangnya, mengingat bahan bakunya sangat banyak tersedia di Kabupaten Banyuasin dan pabrik pengolahannnya pun Kabupaten sudah punya di Desa Teluk Payo Kecamatan Banyuasin II.

“Ini bisa menjadi sumber PAD baru dan bisa menyerap tenaga kerja bagi masyarakat Banyuasin. Mohon doanya, insya allah kerja sama ini bisa berjalan sesuai rencana,” harapnya.

Terpisah, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Banyuasin Aidil Fitri SP MSi mengatakan, luas Perkebunan Kelapa Rakyat seluas 48.053 Ha Dengan Produksi sebanyak 46.496 Ton dan dimiliki oleh 33.779 Kepala Keluarga.

“Jumlah produksi tersebut masih bisa ditingkatkan, mengingat dari 48.053 hektar luas perkebunan kelapa, seluas 2.813 hektar tanaman yang akan mulai menghasilkan atau belum menghasilkan,” katanya.

Sentra Kelapa Banyuasin kata Idil tersebar di 21 Kecamatan, namun luas lahan terbesar berada di Kecamatan Banyuasin II 8.855 hektar, Makartijaya 7.128 hektar, Muara Sugihan 6.490 hektar, Muara Padang 5.161 hektar, Sumber Muara Telang 5.711 hektar, Air Kumbang 2.911 hektar, Pulau Rimau 3.633 hektar, Muara Telang 2.823 hektar.

“Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Sumsel, kelapa masuk dalam 10 komoditas ekspor nonmigas andalan Sumsel. Kalau kita lihat per Oktober 2019 lalu, kelapa menduduki peringkat ke-9 untuk nilai ekspor yang mencapai US$2,51 juta,” katanya.

“Ekspor yang mayoritas merupakan kelapa bulat itu berkontribusi sebesar 0,47 persen terhadap total nilai ekspor nonmigas Bumi Sriwijaya,” terang Idil lagi.

Dari data yang sama, lanjut Idil, penghasil buah terbesar di Sumsel, tersebar di kabupaten Banyuasin, Musi Banyuasin, OKU dan Musi Rawas. Jumlah petani di empat kabupaten tersebut juga mencapai angka lebih 30.000 Kepala Keluarga (KK). Dari sisi produksi, penghasil terbesar berasal dari kabupaten Banyuasin yang mencapai 46 ribu ton pertahunnnya.

Laporan : Deni
Editor/Posting : Imam Ghazali

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *