Securitynews.co.id, SEKAYU- Ratusan peserta antusias mengikuti sosialisasi penerimaan prajurit TNI dan SMA Taruna Nusantara, Rabu 04 Maret 2020 bertempat di Opproom Pemkab Musi Banyuasin (Muba).
Acara sosialisasi ini, dibuka langsung oleh Bupati Muba Dr H Dodi Reza Alex Noerdin diwakili Sekda Muba Drs H Apriyadi MSi, dan dihadiri oleh Ka Ajendam II Sriwijaya Andri Daniel diwakili Waka Ajendam Mayor Caj Yusip SSos, Dandim 0401 Muba Letkol Armed M. Saipudin Khoiruzzamani, OPD, dan siswa-siswi serta mahasiswa di Muba.
Dalam sambutannya, Sekda Muba Apriyadi mengapresiasi kegiatan sosialisasi yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan bersama Ka Ajendam II Sriwijaya tersebut, dalam memberikan gambaran dan informasi yang utuh dan menyeluruh dan benar kepada masyarakat terkait dengan penerimaan prajurit TNI AD.
“Kami pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin mengucapkan terima kasih kepada Ka Ajendam II Sriwijaya yang telah memberikan informasi kepada kita dan calon generasi penerus bangsa dan motivasi anak-anak dari Kabupaten Muba untuk menjadi prajurit penerus bangsa ke depannya,”ungkapnya.
Dikatakan Apriyadi, saat ini perlu diketahui, seleksi penerimaan prajurit TNI AD sangat transparan, jujur, dan akuntabel. Oleh karena itu, Apriyadi mengatakan kepada peserta sosialisasi agar dapat mempersiapkan diri dengan baik.
“Alhamdulillah Kabupaten Musi Banyuasin Kabupaten Banyuasin yang mendapatkan jatah penerimaan. Mulai dari sekarang anak-anakku sekalian lakukan persiapan, dan ikuti kegiatan sosialisasi ini dengan baik,”katanya.
Sementara itu, Kepala Ajendam II Sriwijaya Kolonel Caj Andri Daniel SIP MH melalui Waka Ajendam Mayor Caj Yusip SSos mengatakan bahwa pihaknya menyadari persepsi masyarakat hingga saat ini memandang seleksi penerimaan prajurit TNI AD masih belum sepenuhnya benar dan banyak penyimpangan.
Untuk itu, lanjutnya, perlu saya tegaskan bahwa menjadi prajurit TNI AD adalah pengabdian. TNI AD adalah alat negara yang diseleksi, dididik, dilatih, dan dimanfaatkan untuk kepentingan negara, serta dibiayai sepenuhnya oleh negara menggunakan uang rakyat.
Diterangkannya, profesi prajurit bukanlah profesi yang profit oriented, sehingga untuk menjadi prajurit TNI AD tidak dipungut biaya apapun.
“Saya tegaskan bahwa untuk menjadi prajurit TNI AD tidak dipungut biaya apapun, baik untuk menjadi Perwira, Bintara maupun Tamtama. Oleh karena itu, kebijakan pembinaan personel di tubuh TNI angkatan darat diarahkan untuk menghasilkan prajurit-prajurit TNI AD yang profesional dan kompeten melalui mekanisme seleksi yang bersih, jujur, transparan dan akuntabel. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk melakukan revolusi mental di semua lini kehidupan, agar bangsa Indonesia menjadi lebih maju,”terangnya.
Laporan : Soni
Editor/Posting : Imam Ghazali