Securitynews.co.id, BANYUASIN- Budidaya ikan lele saat ini memiliki pasar yang menjanjikan. Banyaknya permintaan memantik Efriadi untuk mengambil peluang tersebut.
Warga Desa Tebing Abang, Kecamatan Rantau Bayur, Banyuasin ini mulai merintis usahanya akhir 2019. Berbekal modal Rp 50.000.000 waktu itu dia membangun 12 petak kolam dan bibit ikan.
“Saya termotivasi kembali ke desa, sebelumnya saya sudah malang-melintang di Organisasi yang dipimpinnya LSM Amunisi. Ingin pulang kampung dan membangun desa,” jelas Uju Efri saat ditemui di rumahnya, Kamis (07/05/2020).
Sejak kembali ke desanya pria yang akrab disapa Uju Efri itu terpacu untuk meningkatkan pendapatannya. Akhirnya dia memilih budidaya ikan lele karena memang di desanya sumber air melimpah.
Ayah yang baru mendapatkan anak laki-laki ini menerapkan sistem ‘central drain’ untuk menghemat air yang digunakan. Tak hanya itu dia juga memberikan pakan dan konsentrat yang berkualitas untuk lelenya sehingga hasilnya maksimal dan memenuhi standar.
“Kami beri pakan full pellet dengan kandungan protein di atas 30 persen dan vitamin, sirkulasi airnya juga selalu bersih. Sehingga dijamin hasil lelenya beda lebih kenyal dan enak bahkan untuk dibuat fillet dan sushi juga bagus,” ujarnya mantap.
Dengan sistem itu dalam setahun Uju Efri menerapkan sebulan sekali panen dengan hasil maksimum 3 ton untuk setiap petak kolam. Untuk bibit dan pakan membutuhkan modal Rp 30.000.000, sedangkan dalam satu kali panen dia mendapatkan uang Rp 42.000.000 untuk tiap empat petak. “Jadi ada keuntungan Rp 12.000.000 per empat petak. Jika ada 12 petak tinggal mengalikan sendiri,” jawabnya tersenyum.
Produksi lelenya itu dia gunakan untuk memenuhi kebutuhan Banyuasin dan Palembang. Uju Efri juga rencananya akan membentuk komunitas Ekonomi Lokal untuk saling bertukar pikiran dan menjaga pasokan untuk memenuhi kebutuhan pasar.
“Keuntungannya kalau komunitas harga jualnya kita diambil harga lebih tinggi dibanding pasar. Misalnya harga jual pasar Rp 16.500 kita beli dari komunitas selisih Rp 1.000, jadi membangun kepercayaan sekaligus meminimalisir tengkulak,” tukasnya.
Tak hanya menjual dalam bentuk mentah, rencananya Uju Efri juga akan mengolah ikan hasil produksinya. Uju Efri menyebut ikan lele yang diolahnya merupakan ikan dengan ukuran yang terlalu besar untuk dijual.
“Kalau lokal kan ukuran satu kilogram maksimal isi 7-8 ekor, kalau untuk diolah kita pakai yang satu kilogram isi 5-6 ekor. Kita buat bakso, nugget, tempura, fillet, dan crispy,” katanya.
Uju Efri juga mengajak teman-teman LSM dan Wartawan untuk membuka usaha seperti yang digelutinya sekarang.
Laporan : Deni
Editor/Posting : Imam Ghazali