Securitynews.co.id, PALEMBANG- Bentrok di lahan konflik hingga mengakibatkan 2 (dua) warga meninggal dan 2 luka akibat bacokan kembali terjadi. Kali ini kejadiannya di Desa Pagar Batu Kecamatan Pulau Pinang Lahat, Provinsi Sumatera Selatan, Sabtu (21/03/2020) kemarin.
Dari infromasi yang diterima Minggu dini hari tadi (22/03/2020), berawal dari dugaan lahan yang disengketakan seluas 180,36 hektar di Desa Pagar Batu, Kecamatan Pulau Pinang, Kabupaten Lahat dengan PT. Arta Prigel yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit.
Lahan tersebut di antaranya berupa hutan rimba adalah milik masyarakat Desa Pagar Batu di tahun 1993. Sementara diduga pihak PT. Arta Prigel yang mendapat izin lokasi untuk menguasai lahan tersebut diduga langsung menggusur dan kemudian baru mengurusnya kepada masyarakat yang punya lahan. Dan, tahun 1994, seluruh lahan berpindah dari punya masyarakat menjadi milik PT. Arta Prigel. Lalu ditanami sawit tanpa ada yang bisa mengganggu dan menghambat.
Sebab banyak aparat pada waktu itu di lahan untuk menjaga dan bahkan ikut serta. Barulah setelah Rezim Orde Baru tumbang, masyarakat kembali berani mencari keadilan, jatuh bangun, timbul tenggelam terjadi perjuangan menuntut keadilan.
Pada tahun 2006 PT. Arta Prigel mendapatkan HGU dengan seluas 2000 hektar. Barulah pada tahun 2018, pemuda-pemudi dan mengikat diri lewat Forum Pemuda Pemudi Pagar Batu, bergerak demi desa mereka yang kian hari kiat terjepit oleh ekonomi yang sulit, karena sumber kehidupan mereka akan tanah telah diambil oleh PT. Arta Prigel.
Pada tanggal 10 Maret 2020, Security perusahaan dan aparat kepolisian datang lagi ke lahan, namun belum sampai mendekati tempat klaim masyarakat, sudah balik kanan dan pulang. Sedangkan 19 Maret 2020, Security perusahaan membawa lagi aparat kepolisian mendatangi lagi masyarakat hingga terjadi perdebatan dan tidak ada bentrok apalagi yang jatuh korban.
Sedangkan pada tanggal 21 Maret 2020, Pukul 09.55 WIB, Security Perusahaan dan oknum yang yang membekingi perusahaan dan aparat polisi memakai senjata laras panjang total seluruh 70 orang kembali mendatangi lahan yang dikonflikkan, tetap untuk meminta masyarakat mundur dari lahan dan pulang ke desa pemukiman mereka. Namun masyarakat tidak mau dan terjadi perundingan.
Akhirnya sekitar pukul 13.55 atau 14.00 terjadi bentrok saat masyarakat mendatangi pihak perusahaan. Diduga oknum dari perusahaan menikam dada warga bernama Putra dan membacok badannya, kemudian Suryadi berniat untuk menolong Putra, tapi malah kena tikam dan kena bacok juga di punggung dan dada.
Kemudian peristiwa tenang setelah aparat kepolisian menembakkan senjatanya ke atas. Situasi pun reda, aparat dan oknum kembali ke tempatnya masing-masisng dan masyarakat langsung menggotong korban ke rumah sakit Lahat. Sampai rumah sakit, Suryadi dan Putra Bakti menghembuskan nafasnya yang terakhir. Dari kejadian itu, 2 orang meninggal dan 2 lainnya mengalami luka-luka.
Nama nama yang luka dan meninggal dunia. Suryadi (40) dan Putra Bakti (35) meninggal dunia, Sumarlin (38) dan Lionagustin (35) luka bacok di tangan. Belum diketahui bagaimana proses selanjutnya atas kejadian ini, namun keluarga korban minta agar pelaku pembacokan dapat diproses sebagaimana hukum yang berlaku.
Laporan : Arju-CW
Editor/Posting : Imam Ghazali