PALEMBANG, Securitynews.co.id – Suasana khidmat menyelimuti pelantikan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumatera Selatan periode 2025–2030 yang digelar di Griya Agung, Palembang, Selasa (1/7/2025).
Momen ini menjadi tonggak penting bagi NU Sumsel untuk melangkah lebih solid, inklusif, dan berdampak di tengah masyarakat Bumi Sriwijaya.
Pelantikan tersebut dihadiri oleh berbagai tokoh penting, baik dari pemerintah daerah maupun jajaran Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Di antara yang hadir, Wali Kota Palembang Ratu Dewa, memberikan dukungan penuh dan menyerukan agar NU tidak hanya menjadi penjaga tradisi, tetapi juga motor perubahan sosial.
“PWNU harus terus hadir dalam kehidupan masyarakat, baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, hingga pelayanan sosial. Ini saatnya NU makin menunjukkan peran nyata,” ujar Ratu Dewa.
Ia menekankan pentingnya soliditas internal organisasi agar NU dapat memainkan peran strategis di semua lini kehidupan, terutama dalam menghadapi tantangan sosial keumatan yang semakin kompleks di era modern.
Gubernur Sumatera Selatan, H. Herman Deru, yang juga Mustasyar PBNU, menyampaikan apresiasi terhadap kepengurusan baru PWNU Sumsel.
Ia menyoroti kekuatan kultural NU yang telah mengakar dalam kehidupan mayoritas masyarakat Sumatera Selatan.
“Lebih dari 67% warga kita adalah bagian dari NU. Ini bukan sekadar angka, ini kekuatan besar yang harus dikelola secara profesional,” ujar Deru.
Gubernur juga menggarisbawahi kontribusi NU dalam bidang pendidikan dan pembinaan umat melalui lebih dari 500 pondok pesantren yang tersebar di berbagai wilayah Sumsel.
Ia berharap NU semakin aktif menggerakkan program pemberdayaan umat dan membangun sinergi lintas sektor.
“Mari hilangkan resistensi. Saatnya kita bergerak satu komando demi organisasi dan kemaslahatan umat,” ujar Deru.
KH Hendra Zainuddin Al Qodiri secara resmi dilantik sebagai Ketua PWNU Sumsel untuk masa khidmat 2025–2030.
Dalam pidato perdananya, ia menekankan bahwa amanah yang diemban bukan hanya bersifat struktural, melainkan juga spiritual dan sosial.
“NU Sumsel berkembang pesat. Kini kita punya 17 cabang, 241 Majelis Wakil Cabang (MWC) NU di tingkat kecamatan, 1.494 ranting di desa, dan 103 anak ranting. Ini bukan sekadar angka, ini adalah amanah besar yang harus dikelola dengan penuh tanggung jawab,” ungkap KH Hendra.
Ia juga mengutip hasil survei lembaga independen pada tahun 2024 yang menunjukkan bahwa 67,20% masyarakat Sumsel mengidentifikasi diri sebagai bagian dari Nahdlatul Ulama.
Angka ini mengalami lonjakan signifikan dibandingkan lima tahun sebelumnya, yang mencerminkan makin kuatnya kepercayaan masyarakat terhadap NU.
Pelantikan ini turut dihadiri para tokoh nasional dari PBNU, antara lain Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf, Katib Aam KH. Ahmad Said Asrori, Wakil Ketua Umum KH. Amin Said Husni, serta Wasekjen H. Faisal Saimima.
Kehadiran mereka menandakan pentingnya konsolidasi nasional NU dari pusat hingga daerah.
KH Yahya Cholil Staquf dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa NU di era ini harus menjadi organisasi yang solutif, bukan reaktif. Ia menekankan pentingnya transformasi kelembagaan, penguatan kaderisasi, serta pengembangan kapasitas organisasi dalam menjawab tantangan zaman. (*)