Securitynews.co.id, PALEMBANG- Aturan main dalam pelaksanaan belajar tatap muka terbatas tertulis dalam Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nomor 882 Tahun 2021 tentang teknis pembelajaran tatap muka terbatas di masa pandemi Covid-19 yang diterbitkan pada 27 Agustus 2021.
Salah satu yang diatur adalah durasi pembelajaran di sekolah. Waktu belajar disesuaikan dengan tingkatan jenjang pendidikan. Berikut aturannya yang tertulis di poin nomor 4:
a. SMA/SMK sederajat: Maksimal 35 menit x 5: 175 menit/1 kali/minggu
b. SMP sederajat: Maksimal 35 menit x 4: 140 menit/1 kali/minggu
c. SD sederajat: Maksimal 35 menit x 3: 105 menit/1 kali/minggu
d. PAUD: Maksimal 30 menit x 2: 60 menit/1 kali/minggu
Terkait hal itu, Anwar Sadat selaku Wakil Kurikulum mengatakan, di SMA Negeri 22 Palembang yang mengikuti PTM itu 50 persen siswa sesuai aturan pemerintah, tentunya dengan prokes yang ketat, dan menggunakan sistem genap dan ganjil ini sesuai absen siswa tersebut. ”Contohnya, siswa yang mendapat sesi genap pada minggu ini masuk sekolah di hari Senin, Rabu, dan Kamis, sedangkan yang ganjil Selasa, Jumat dan Sabtu. Tetapi setiap minggu akan dirolling sehingga siswa bisa mendapatkan pelajaran secara keseluruhan,” katanya di ruang kerjannya, Selasa (31/8/2021).
Untuk waktu pembelajaran hanya 35 menit, dan satu hari siswa belajar 5 jam. Untuk siswa yang daring, itu belajar menggunakan aplikasi ruang guru SMA Negeri 22, dimana aplikasi tersebut merupakan aplikasi buatan guru yang ada di sekolah.
Lanjutnya, siswa yang dari masuk ke room belajar masing-masing dari aplikasi tersebut sesuai dengan jadwal yang sudah ada. Di sisi lain, masih ada kendala dari orang tua siswa yang belum mengizinkan anaknya untuk mulai sekolah tatap muka, karena mereka beralasan anak belum divaksin dan ada juga anak yang sakit. ”Tetapi kami memberikan tufoksi kepada orang tua, yang mana mereka tidak mengizinkan anaknya belajara tatap muka untuk mengikuti pembelajaran secara daring,” jelasnya.
Anwar juga menambahkan, bahwa untuk prokes tentunya sangat ketat, mulai dari pengecekan suhu dan hand sanitizer saat di depan gerbang sekolah, tempat cuci tanggan di seluruh ruang kelas, penyediaan masker jika ada siswa yang lupa membawa masker hingga jaga jarak dalam kelas. ”Ia berharap, siswa bisa secepatnya divaksin, supaya tidak ada rasa khawatir pada siswa yang akan mulai belajar tatap muka,” pungkasnya
Sementara itu, kegiatan Pertemuan Tatap Muka (PTM) di SMA Negeri 13 Palembang sudah dilaksanakan mulai 30 Agustus 2021. Setelah hampir 1,5 tahun peserta didik melaksanakan belajar melalui daring dari rumah, hari ini mereka dapat melakukan interaksi langsung dengan gurunya di sekolah.
Meski dalam pelaksanaannya masih harus melakukan pembatasan jumlah peserta didik yang berada di kelas, namun dengan pembagian kelompok dalam satu kelas membuat kegiatan belajar tetap terlaksana dengan protokol kesehatan ketat. Kegiatan PTM ini tidak hanya terlaksana di SMA Negeri 13 Palembang, namun di seluruh Indonesia yang wilayah sekolahnya sudah diizinkan melakukan kegiatan PTM di sekolah. Untuk itu 25 persen hingga 50 persen siswa sudah bisa belajar di sekolah masing-masing.
Kepala SMA Negeri 13 Palembang M Ridwan Nawawi mengatakan, hari ini sudah hari kedua kegiatan PTM berlangsung, dan sesuai dengan aturan pemerintah 25 persen siswa sudah bisa melaksanakan PTM tetapi karena banyaknya permintaan siswa untuk bersekolah, maka 50 persen siswa yang belajar tetap dengan prokes yang ketat.
”Sudah banyak wali murid yang menanyakan untuk secepatnya melaksanakam PTM, karena anak kesusahan dalam menerima ilmu pengetahuan,” katanya saat diwawancarai di ruang kerjanya, Selasa (31/8/21).
Dijelaskan Ridwan, karena kalau untuk mata pelajaran yang bersifat eksak seperti bahasa Indonesia itu bisa dilakukan melalui zoom, tetapi pelajaran noneksak seperti matematika, fisika, dan kimia itu tidak bisa melalui zoom, siswa akan kesusahan. Mereka yang belajar noneksak secara langsung saja belum tentu bisa memahami apalagi melalui zoom, bahwa pihaknya mempersiapkan diri yang matang, hingga PTM mulai diizinkan oleh pemerintah. Persiapan demi persiapan dilakukan seperti penyemprotan lingkungan sekolah, menyediakan sarana yang diperlukan, tempt cuci tanggan, persedian masker untuk siswa yang lupa membawa masker, pengukuran suhu tubuh dan yang terpenting izin dari orang tua. Semuanya sudah kita persiapan dari awal, sekaranfg kita hanya tinggal menunggu keputusan dari pemerintah untuk melaksanakan PTM secara keseluruhan.
Sementara itu, untuk waktu pembelajaran sekarang hanya 30 menit saja per satu mata pelajaran. Dan sesi belajar siswa dibagi menjadi 2, dan menerapkan urutan absen. Dari keselurahan siswa di dalam kelas dibagi menjadi 2 sesi. Jika sesi pertama tatap muka maka sesi kedua itu tetap daring,” ujarnya.
Ridwan menambahkan bahwa PTM sangat penting apalagi menyikapi permintaan orang tua siswa yang menyangkut kelas 12 yang sebentar lagi harus berada diperguruan tinggi. Jika mereka tidak siap berada dalam lingkungan maka akan stres. ”Maka dari itu, kita lakukan konsultasi mata pelajaran untuk siswa. Yang mana mereka diisinkan untuk ke sekolah menemui guru mapelnya masing-masing untuk konsultasi masalah yang menyangkut pelajaran,” tegasnya.
Ia menyampaikan imbauan untuk siswa, untuk tetap taat prokes dimana pun, mau di rumah ataupun di luar. Karena menjaga kesehatan bukan hanya di sekolah saja, yang utama itu di luar karena sosialisasi mereka yang banyak itu di lingkungan luar,” pungkasnya.
Laporan : Wiwin
Posting : Imam Ghazali