Musdalub XIV Hipmi Sumsel Dinilai Tidak Sesuai AD ART, Ini Tanggapan Akbar Alfaro

SecurityNews.Co.Id Palembang | Musdalub ke-XIV Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sumsel dan pemilihan BPD Hipmi Sumsel periode 2020-2023 digelar di Hotel Excelton, Sabtu (21/11/2020) berlangsung ricuh karena ada beberapa anggota Hipmi Sumsel menilai Musdalub tersebut tidak sesuai AD ART atau cacat hukum. Kericuhan yang terjadi disayangkan oleh Ketua Umum BPD Hipmi periode 2016-2019, Akbar Alfaro.

Akbar Alfaro mengatakan, masa pengurusan dirinya di Hipmi Sumsel sudah selesai. Semasa dirinya menjadi Ketum BPD Hipmi Sumsel, sudah mengantarkan Hipmi Sumsel mencapai prestasi baik dari sisi internal dan eksternal. Selain itu, pihaknya sudah menumbuhkan bibit bibit Hipmi Sumsel.

“Di Hipmi ini ada batasan umur. Untuk para pengurus yang sudah mendapingi saya, saya ucapkan banyak terima kasih. Sudah banyak sumbangsi dari pengurus Hipmi Sumsel dan BPC selama kepengurusan saya. Terima kasih, tanpa mereka Hipmi Sumsel tidak bisa seperti saat ini,” bebernya.

Menurutnya, Hipmi Sumsel sudah dirasakan banyak bermnfaat bagi semua sektor ekonomi, sosial dan budaya.

“Musda yang tadi katanya diselenggarakan legitimate. Ada dinamika terjadi, ini membuktikan dimasa kepengurusan saya dan Ketum pendahulu sebelumnya, Hipmi Sumsel semakin besar. Buktinya banyak kader Hipmi yang berminat menahkodai Hipmi Sumsel,” katanya.

Alfaro menuturkan, dinamika yang terjadi hal yang biasa. Bumbu bumbu, kita anggap itu proses. Karena eksistensi Hipmi dipandang masyarakat luas.

“Dinamika ini proses organisasi. Saya Ketum Hipmi Sumsel periode 2016-2019 menilai riyak riyak itu proses yang ada dasarnya. Tadi ada sahabat kami yang mempertanayakan agar Musda sesuai aturan. Ini organisasi pengusaha. Kami mempertanyakan pelaksanaan Musda harus sesuai aturan AD ART , kita dak galak diadu domba. Karena Hipmi ini berdasarkan persaudaraan,” paparnya.

“Tadi ada perdebatan, saya yang menjabat tiga tahun lebih miris juga dengan kejadian tadi. Tidak ada sejarah Hipmi bergeser marwahnya. Kita mengutamakan musyawarah, mufakat. Karena setiap persoalan ada jalan keluarnya. Ada pendapat senior senior yang membesarkan Hipmi Sumsel terkait Musda tadi,” urainya.

“Kami mengantarkan Hipmi sesuai koridor dan aturan organisasi. Kami tidak ada kepentingan. Rasa kepedulian terhadap organisasi ini adalah panggilan jiwa, tadi mempertanyakan yang tidak lazim. Tidak sesuai aturan yang berlaku. Doakan kami pengurus lama, masuk purnabakti. Pensiun nak ninggalke kenangan bagus. Ini yang kami perjuangkan,” paparnya.

“Kami menjalnakan orgnisasi ini dengan senang hati. Organisasi ini harus sesuai koridor, agar tidak disalahgunakan untuk hal hal yang tidak sesuai. Kami meninggalkan warisan, trah di hipmi menjadi kenangan yang baik. Jangan sampai HIPMI yang dibangun senior, jangan sampai menghasilkan produk gagal yang tidak sesuai aturan,” tandasnya.

Akbar Alfaro menuturkan, Hipmi ini heterogen, organisasi pengusaha independen. Hipmi tidak berpolitik, HIPMI murni organisasi pengusaha.

“Dari zaman pendiri, tidak ada politik. Hipmi organisasi pengusha muda untuk seluruh kalangan. Kalau ada isu hipmi eksklusif, itu tidak benar. Seluruh bidang usaha tergabung di Hipmi dan terbuka untuk siap saja,” tutupnya.(Akip)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *