KRASS Sumsel Gelar Simposium Agraria

Securitynews.co.id, PALEMBANG- Simposium Reforma Agraria Sumatera Selatan yang bertajuk “Menuntut Penyelesaian Konflik-Konflik Lahan di Sumatera Selatan Untuk Percepatan Mewujudkan Reforma Agraria Di Sumatera Selatan” dilaksanakan di Cafe Kopinian, Kamis (5/12) malam.

Narasumber Dedek Chaniago menjelaskan, latar belakang dari problem dan konflik lahan yang tak kunjung usai dan setiap tahun makin bertambah. ”Data dari KPA di tahun 2018 ada 28 konflik dengan luasan lahan mencapai 139.709,7 hektar,” ujar Dedek.

Selain penguasaan lahan begitu jompang. Dimana koorporasi/perusahaan menguasai 6,3 juta hektar (HTI 1,5 juta hektar, HGU perkebunan 1 juta hektar, tambang 2,5 juta hektar, dan hutan lindung 1,3 juta), sementara masyarakat hanya menguasai 1 juta hektar saja.

”Dan berangkat dari kerja kawan-kawan serikat tani, gerakan-gerakan tani dan NGO/LSM peduli petani yang sudah berpuluh-puluh tahun bekerja untuk penyelesaian konflik lahan dan mewujudkan reforma agraria, perlu dan penting untuk berkonsolidasi di seluruh perjuangan tani dalam Komite Reforma Agraria Sumatera Selatan (KRASS). Sehingga sampailah pada pelaksanaan acara Simposium Reforma Agraria Sumatera Selatan tanggal 8-10 Desember 2019 di Bumi Perkemahan Lemcadika KM 5 Palembang nanti. Dengan berbagai kegiatan: pertama petani masuk bumi perkemahan, malam panggung budaya tani, Pembukaan simposium Reforma Agraria Sumatera Selatan dan Testimoni perampasan tanah serta kriminalisasi Petani dan Pejuang Tani, Hak Azazi Petani, Diskusi Kejahatan Koopirasi, Bedah PP.86 tahun 2018 tentang Reforma Agraria, Musyawarah Besar KRASS, kemudian di lanjutkan dengan aksi unjuk rasa ke kantor BPN Sumsel dan Kantor Gubernur Sumsel,” tutur Dedek.

Progres Acara sampai saat ini sudah 450 peserta dari berbagai organisasi tani di kabupaten-kabupaten yang sudah konfirmasi. ”Kita targetkan 500 petani. Narasumber yang hadir dari Nasional SPI Pusat, STN pusat, KPA pusat, Jimmy Z Ginting, Eva Bande (Aktivis Agraria), Mantan KSP, dan DPRD Provinsi Sumatera Selatan. Acara ini sendiri terlaksana atas swadaya panitia, pejuang tani, dan petani. Tidak ada mengajukan proposal ke pejabat, apalagi ke perusahaan,” pungkasnya.

Laporan             : Dewi
Editor/Posting : Imam Ghazali

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *