Jiwai Profesi dan Tugas, Inilah Rahmat Satpam di Bank Syariah

Securitynews.co.id, PALEMBANG − Menjadi salah seorang security di suatu bank tidaklah gampang. Sebab semua itu membutuhkan kecakapan dalam berkomunikasi yang baik dengan para nasabah. Hal inilah yang sekarang dijiwai oleh Rahmat Doni (29) warga Jalan Tanah Mas Kel. Tanah Mas Km 14 Banyuasin, yang kini mengemban tugasnya sebagai seorang satpam di BRI Syariah KCP Palembang Kenten.

Menurut Rahmat, dirinya merintis karier menjadi seorang satpam dari tahun 2011. Dengan menempuh pendidikan terlebih, barulah dia diizinkan terjun ke dunia satpam. Waktu itu katanya pendidikan selama 2 bulan setengah setiap hari Sabtu dan Minggu. ”Pelatihnya dari Binmas Tabes Palembang sedangkan leadernya dari Polda Sumsel. Pada waktu pertama kali pendidikan tidak melalui Badan Usaha Jasa Pengamanan (BUJP) karena secara pribadi untuk mengambil sertifikat. Terus sekarang melalui BUJP di bawah naungan PT. Prima Karya Sarana Sejahtera. Tahun 2012 sudah terjun di perkebunan, di PT Sinar Mas di Bangka Belitung, bergerak di bidang sawit. Sekitar 2 tahunan saya kerja di sana, terus pindah ke Kantor Dealer Motor tahun 2013. Jadi, cuma 6 bulan saya di sana 1 kali kontrak. Mulai hijrah ke Palembang. Kemudian, tahun 2013 saya masuk ke Bank Syariah melalui BUJP Prima Karya Sarana Sejahtera (PKSS), sampai sekarang tahun 2020. Sudah tiga kali saya dirolling di Bank Syariah untuk penyegaran, rolling tergantung kebijakan, asal saya sebenarnya di pusat. Yah saya sekarang di Bank Syariah sudah berjalan selama 1 tahun lebih,” bebernya kepada Securitynews.co.id, di tempatnya bekerja, Senin (29/06/2020).

Disoal mengenai apakah secara langsung dirinya dikontrak oleh Bank Syariah ataukah dari management BUJP. Bapak 2 anak ini menjelaskan, bahwa Syariah tidak secara langsung kontrak dengan pribadi melainkan antara Bank Syariah dengan pihak Accourching.

Selama kurun waktu sekitar 7 tahun pengalaman apa saja yang didapatkan di Bank Syariah? Menurut Rahmat, yang berkesannya kerja di sini itu, bertitik berat pada keagamaannya, sistem-sistemnya ke arah management Islam.

Disinggung mengenai pekerjaan di bank itu sangatlah berat, apalagi untuk menghadapi nasabah yang super padat, tentunya sudah barang tentu satpam tidak hanya dituntut dalam bidang pengamanan namun juga harus sigap dalam segi pelayanan. Rahmat mengatakan, jarang duduk itu hanya adaptasi, kalau sudah dioperasional itu enak. Kalau sudah berkecimpung dirasakannya enjoy, kalau belum pernah sama sekali, mungkin timbul pemikiran, berdiri gak sudah-sudah, kerjanya berat dan yang pasti dirinya sudah tidak merasakan capek lagi.

Ditanya mengenai cara menghadapi nasabah yang bandel, Rahmat menuturkan, nasabah yang bandel, itu sudah ada SOP-nya, dan akan diselesaikan oleh supervisornya disini. Tugasnya hanya menyambut di pintu depan, kalau masih bisa diatasi akan diberikan solusi, kalau tak bisa lagi diatasi, baru akan diarahkan ke pelayanan.

“Karena di bank itu sistemnya pelayanan, pelayanan itu diatur standar baik griting, stipa, pola tunggu, penampilan, tata bahasa, itu harus dikuasai sedikit demi sedikit. Untuk security bank kantor-kantor itu sedikit lebih dari security yang lain. Hal ini kita dapatkan melalui ilmu script, kalau di perbankan itu setiap tahunnya dievaluasi, kita dinilai. Kinerja seseorang kurang baik, nanti ada orang luar yang menilai kita. Jadi gak ada kata yang gak bisa, kita harus bisa, kalau kita bagus kinerjanya kontrak kita diperpanjang,” tegas Bapak dari Avika (4) dan Aris (1) ini.

Rahmat menambahkan, tugasnya hanyalah penyampai awal dari produk bank ini. “Mereka ke sini mau apa, mau buka rekening, rekening apa yang mau dibuka kita yang mengasih jalan, apa saja syarat-syarat, dia (nasabah, red) harus diletakkan dimana. Misalnya ada yang mau pembiayaan dan mereka ini mau diletakkan marketing mana”, pungkas Rahmad sembari tersenyum ramah.

Laporan : Syarif
Editor/Posting : Imam Ghazali

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar