Torus: Satpam Tak Boleh ‘Sangar’ dan Tetap Terapkan Protokol Kesehatan

Securitynews.co.id, PALEMBANG − Ditemui di sela-sela kesibukannya bertugas sebagai satpam (security, red) di Giant Mall Keten, Torus Pamonangan Lubis (41) warga Jl. Harapan Jaya I Lr. Kulit Kel. Sungai Selayur Kec. Kalidoni Palembang. Mengatakan menjadi seorang satpam itu tidak boleh ‘sangar’ (menyeramkan muka), namun dituntut untuk dapat berkomunikasi secara sopan dan baik kepada costumer.

Torus pangilan akrabnya mengatakan, karier menjadi satpamna dimulai dari Tahun 2011, ini sudah termasuk ke-4 kali penempatan dirinya menjadi satpam. Awalnya mengikuti pendidikan satpam dari umum. Dirinya mendapat rekomendasi dari PT. Higap Badan usaha Jasa Pengamanan (BUJP). Sedangkan pelatihnya waktu itu dari Polda Sumsel dan berhasil mendapatkan sertifikat, kebetulan waktu itu latihannya di MAN 3 sebulan penuh. Makan dan tidur di sana, untuk minggu kedua baru bisa pulang ke rumah.

“Sebelum di Giant Mall ini, penempatan jadi satpam pertama saya ditugaskan di Astra Honda Motor di Plaju bertugas selama dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2016 sekitar 5 tahun dan yang kedua bertugas di Isuzu setahun lamanya. Habis tugas dari Isuzu saya sempat nganggur, dan syukur saya dipanggil lagi balik ke Trek rental mobil di Jalan Sukarno Hatta. Di situ tugas hampir 2 tahun. Di Trek itu peralihan kerja. Begitu kontrak kita putus selama 6 bulan dan saya mengajukan lamaran lagi di Giant alhamdullilah dipanggil,” kenangnya.

Torus menuturkan, sempat memasukkan lamaran lagi ke PT. Sigap di Giant Mall ini menunggunya sempat lama juga sampai 6 bulan, dirinya berharap kerja karena sangat butuh dengan pekerjaan itu. Sementara tugasnya di Giant ini, memantau seluruh area. Untuk Satpam di sini ada 3 ship kerja, berlainan tugas yang di lantai atas dan di bawah, tugas masing-masing yang sudah dibagi.

Sehubungan menangkal Covid-19 (Virus Corona,red) di Mall ini, Torus menjelaskan, sudah menerapkan protokol kesehatan. Antara lain, sudah disediakan tempat cuci tangan, hand sanitizer dan alat mengecek suhu tubuh (scan suhu). “Untuk mengisi bak air cuci tangan ini, seandainya tidak ada anak Office Boy (OB), yah kita yang menggantikannya, saling bantu lah,” jelas Ayah dari Abdi (14) yang baru masuk SMK ini.

Disoal apakah ada pekerja di sini yang dirumahkan karena perusahaan yang sedikit banyaknya terdampak Covid, di katakannya ada juga pekerja di sini yang dirumahkan karena sepi pengunjung. “Tapi saya tidak tahu apakah dirumahkan apakah sudah bekerja di tempat lain, intinya tidak dipakai lagi di sini,” tegasnya.

Disinggung seandainya ada pengunjung yang terkena wabah Covid-19 apakah tindakkan dari pihak petugas satpam di sini. “Tindakan kita, pengunjung disuruh menunggu dulu selama 20 menit, dan kita scan lagi. Kalau suhunya masih tinggi, barulah kita memanggil dari pihak management sini, untuk ruang isolasi kita ada di dalam,” ujarnya.
Ditanya tentang bagaimana pendapatnya mengenai surat edaran, yang memperbolehkan dibuka kembali adanya tempat keramaian. Menurut Torus, dirinya sangat senang, apabila sudah boleh adanya tempat keramaian. “Yah kita kerja seperti biasanya, intinya apa yang ditugaskan kita jalani,” tegasnya lagi.

Ditambahkan Torus, suka duka mendapat pengalaman kerja secara pribadi, dimulai dari duka yang pernah dialami. Paling tidak enak itu bertemu dengan costumer yang rewel. “Kita harus sabar saja menghadapi yang seperti itu, yang penting kita sudah mengarahkannya, sedangkan pengalaman yang sukanya yaitu, yah kita senang bertugas menjadi satpam, yang penting kita senang dengan pekerjaan ini, karena motivasi saya jadi satpam menjadi tantangan tersendiri, saya berpesan kepada satpam yang baru. Kalau mau jadi satpam harus serius dan disiplin serta harus sesuai SOP, selain itu kerja jadi satpam ini tidak harus menyeramkan raut wajah, dari cara penyampaian bicara yang sopan dan baik kepada costumer,” pungkasnya.

Laporan : Syarif
Editor/Posting : Imam Ghazali

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar