Terkait Kegaduhan yang Viral di Medso, Ini Penjelasan Kepala Puskesmas Keramasan Palembang

* Untuk Puskesmas Kertapati, Vaksinasi Berjalan Aman dan Lancar

Securitynews.co.id, PALEMBANG- Kegaduhan warga saat mengambil nomor antrean untuk vaksinasi di Puskesmas Keramasan Palembang, sempat viral di media sosia beberapa hari lalu.

Untuk itu, Drg. Andhika Sitasari Kepala Puskesmas Keramasan mengatakan, kegaduhan warga itu terjadi pukul 07.00 WIB, karena dari puskesmas pembagian nomor itu pukul 07.00 WIB, sedangkan warga sudah datang setelah sholat subuh.

Jelasnya, karena di Puskesmas Keramasan saat ini hanya membagikan nomor antrean dibatasi 50 orang perhari hingga untuk kedelapan hari ke depan, tapi itu tidak termasuk untuk lansia karena lansia ada nomor antrean khusus. Hal itu dilakukan karena sedang ada keterbatasan persediaan vaksin yang tidak memungkinkan.

“Antara sabar dan tidak sabar saat nomor antrean itu dikeluarkan, padahal kita punya meja khusus untuk pengambilan nomor. Saat itu, nomor itu baru dipegang petugas warga langsung saling berebutan dan tidak mau mengantre,” katanya, Rabu (14/7/21).

Lanjutnya, hari ini pihaknya bekerja sama dengan Kapolsek, Babinsa, dan Babikamtibmas juga. Dan saat ini juga, pihaknya sedang memikirkan cara yang efektif untuk warga supaya tetap mau tertib mengambil nomor antrean.

”Sistem pendaftaran vaksin di sini masih seperti bisa, warga datang di hari yang sama terus ambil nomor antrean dan menunggu saja sesuai nomor masing-masing. Kita belum menerapkan sistem online atau daftar di hari sebelumnya, karena harus memahami karakter warga terlebih dahulu,” ungkapnya.

Sebelumnya, Sabtu (10/7/21) pihak puskesmas masih menerima 250 warga dan biasanya juga di atas 100 warga. Tapi karena sisa vaksin saat ini hanya 400 dosis untuk dosis pertama, maka dari itu perhari hanya 50 dosis saja yang bisa dikeluarkan.

”Untuk kekurangan vaksin juga sudah disampaikan pada Dinas Kesehatan, dan solusi 50 perhari ini juga merupakan arahan dari Dinas Kesehatan untuk bisa memaksimalkan pemanfaatan supaya cukup sampai pengembilian kembali vaksin. Kalau kita tetap terima 200 orang, kegiatan program ini akan terhenti. Kalau kita stop dan habis maka tidak ada kegiatan lagi malah tidak baik,” jelasnya.

“Hingga 30 Juni kemarin, sudah ada 2000 warga yang sudah divaksin dan hingga hari ini mungkin sudah 2500 warga, sedangkan pencapaian target baru 10 persen dari target yang seharusnya,” tuturnya.

Maka dari itu, kegaduhan itu terjadi karena warga masih banyak yang belum divaksin sedangkan ketersediaan vaksinnya tidak sama.

Sementara itu, untuk Puskesmas Kertapati Palembang menerapkan sistem daftar sehari sebelum vaksin. Hal ini diungkapkan oleh, Dr. Erine Dwinda Indra Putri Kepala Puskesmas Kertapati Palembang, ia juga mengatakan bahwa hingga saat ini kegiatan vaksinasi berjalan lancar tanpa kendala.

“Karena kita menerpakan sistem daftar sehari sebelum dan vaksinnya besok, dan setelah mendaftar petugas juga akan memberitahu jam berapa mereka harus datang,” katanya Rabu (14/7/21).

Lanjutnya, warga datang artinya mereka yang sudah terdaftar, sedangkan yang belum mendaftar terlebih dahulu tidak bisa mengikuti antrean.

Selain itu, lanjutnya, sekarang ini sudah berlaku vaksin untuk usia 18 tahun ke atas, berarti masyarakat umum sudah bisa mendapatkan vaksin di Puskesmas. “Saat ini, untuk masyarakat umum sudah 250 dosis pertama dan kedua,” ungkapnya.

Di sisi lain, untuk penerimaan warga yang ingin vaksin perhari, pihaknya tidak bisa menentukan karena harus melihat ketersedian vaksin yang ada terlebih dahulu. “Tadi kita sudah menghitung untuk seminggu kedepan sekitar 150 dosis-200 dosis perharinya, sedangkan untuk selebihnya belum tahu karena baru mengajukan lagi untuk meminta vaksin ke Dinas Kesehatan, karena vaksin ini terbatas,” ungkapnya.

Tambahnya, vaksin tidak bayar jadi warga tidak perlu khawatir untuk datang dan melakukan vaksinansi, tetapi lain halnya jika memang mau vaksin mandiri bisa dilakukan di Kimia Farma dan itu berbayar.

“Tapi saya tidak tahu apakah di Palembang sudah ada apa belum vaksin mandiri itu, karena di Jakarta sudah ada,” ulasnya.

Imbaunya, untuk masyarakat yang masih ragu untuk divaksin, semoga punya kesadaran kemudian memila-mila berita-berita yang tidak benar. “Karena vaksin ini untuk diri kita sendiri bukan untuk orang lain, dan membantu orang lain terhindar dari penularan,” bebernya.

“Jadi kita jangan egois terhadap diri sendiri dan orang lain karena ini menyangkut orang banyak, kalau kita tidak divaksin orang lain sekitar kita bisa terpapar,” tutupnya.

Laporan : Wiwin
Posting  : Imam Ghazali

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *