Lidwina Ninik: Taman di Palembang Tak Berkarakter

SecurityNews.Co.Id, Palembang – Pemerhati Pertamanan Kota DR IR Lidwina Ninik MSi mengatakan, taman Kota Palembang tidak berkarakter atau tidak terkonsep karena dibuat asal asalan.

“Kalau ingin mencontoh taman kota itu di Surabaya saat dipimpin  Risma itu dibuat terkonsep, sehingga setelah 7 tahun tanaman ditanam akhirnya jadi booming dengan tanaman Tabebuya. Tapi kalau di Palembang tamannya tidak ada konsep. Jadi kesannya taman tanpa konsep atau asal jadi,” ucapnya saat diwawncarai di kediamannya, Sabtu (6/2).

Ninik mencontohkan, taman jalan kan dinikmati pengemudi dan pejalan kaki, sehingga dibutuhkan tanaman yang memiliki bentuk dan warna yang menarik bisa dinikmati bagi pengendara maupun pejalan kaki. Itu yang harus ditonjolkan.

“Taman itu tergantung siapa penikmatnya. Kalau taman jalan, itu yang dilihat pengemudi dan pendatang. Sebagai contoh, median jalan berfungsi mencegah kilatan lampu dari arah berlawanan, sehingga tanamannya tidak boleh berkaki, ” ungkap mantan dosen Fakultas Pertanian Unsri ini.

Selain itu, lanjut Ninik, di Palembang banyak kolam retensi yang jumlahnya lebih kurang 22 kolam. Contoh Kambang Iwak itu sudah terlalu berat.

“Pemkot pernah menanyakan kepada saya, bagaimana merevitaslisasi Kambang Iwak. Itu kita memanfaatkan kambangnya. Karena kalau dibuang tanamannya sayang, karena sudah teduh. Untuk Kambang Iwak itu manfaatkan tanaman berbunga yang diletakkan di perahu perahu yang sudah dicat, diletakkan pot tanaman hias berbunga. Sehingga Kambang Iwak bisa jadi destinasi wisata foto,” ujarnya.

Menurut Ninik, Taman Kota Palembang harus ada pemikir, desainnya atau perancangnya. Karena perancang taman kota, itu bicara untuk kedepannya. “Kalau saya lihat untuk Kota Palembang saat ini, perancang taman kotanya asal asalan. Pemkot Palembang harus buat taman yang dirancang diinvetarisir dulu. Misal taman di Jalan POM IX, itu taman asal asalan seperti gado gado campur rujak, karena tidak ada konsep. Contoh taman terkonsep itu seperti taman di Pusri, ” paparnya.

Untuk menjadikan taman di Palembang lebih baik, kata Ninik, yang harus dilakukan adalah diinventarisir dulu. Buat dulu aturan untuk merubah desainnya.

“Kalau mau mengubah dari sekarang harus punya desain. Sehingga setelah tanaman itu ditanam, beberapa tahun lagi bisa menjadi pemandangan yang indah dipandang. Contohnya, taman jalan dibawah LRT, taman median sepanjang 23 kilometer itu harus ada konsepnya,” pungkasnya. (Akip)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *