Kisah Inspiratif, WBP Asimilasi Lapas Kelas II A Banyuasin Jadi Pedagang Pempek

Securitynews.co.id, BANYUASIN- Kabar mengharukan datang dari salah satu Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Banyuasin yang sedang melaksanakan program asimiliasi di rumah. Sebut saja panggilan akrabnya Saipul warga Kedondong Raye Kecamatan BA III. Saat ditemui Sabtu (13/6/2020), dia tampak antusias lagi mengolah adonan pempek menjadi berbagai macam bentuk seperti : pempek lenjer, pempek pistel, pempek adaan, dan pempek telur, dan sebagainya.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Lapas kelas II Banyuasin, Ronaldo Davinci Takeda, A.Md, IPSH MH melalui Staf Binadik Slamet Maulana Ibrahim membenarkan kegiatan yang dilaksanakan warga binaan asimilasinya tersebut. Ia turut memantau kegiatan narapidana yang melaksanakan asimilasi baik melalui informasi dari PK Bapas, masyarakat maupun secara daring.

“Alhamdulillah kegiatan mereka (WBP asimilasi) positif di luar sana, mereka berlomba-lomba melakukan kebaikan, salah satu contohnya Saipul ini yang menjadi menjadi pedagang pempek. ”Selain itu dari pantauan kami berdasarkan laporan di grup whatsapp asimilasi Lapas kelas II Banyuasin banyak dari mereka melaksanakan kegiatan di rumah secara positif seperti tadarus, membantu keluarga memasak, membantu keluarga melakukan pekerjaan rumah, bekerja di rumah dan kegiatan positif lain. Semoga mereka benar-benar memanfaatkan waktu di rumah dengan sebaik-baiknya,” harap Slamet.

Sementara salah satu WBP asimilasi yang akrab disapa Saipul mengatakan, ia sangat senang bisa mendapatkan program asimilasi di rumah karena adanya pencegahan penyebaran Covid-19 ini.

“Puji syukur saya dan rekan-rekan bisa melaksanakan asimilasi di rumah, tentu kami sangat apresiasi kepada pemerintah dan kami berkomitmen akan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya. Saat di rumah kami selalu terpikirkan bagaimana melakukan kegiatan yang positif, berbuat baik dan memberikan manfaat bagi masyarakat terlebih dalam kondisi Pandemi Covid-19 ini,” tegas Saipul.

Lebih lanjut Saipul menyampaikan, kegiatan dengan berjualan pempek ini merupakan inisiatifnya bersama istri dan mertua. Pemasaran pempek ini selain secara online juga dijual di pasar secara langsung. ”Selain berdagang pempek, saya juga sekali-sekali memotong rambut saudara dan tetangga. Semua ini saya dapatkan melalui pelatihan yang diberikan selama saya menjadi warga binaan. Selain itu, kami juga warga binaan mendapatkan bimbingan rohani. Seperti tata cara sholat, mengaji, dan berdzikir. Kami benar-benar diarahkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan selalu sholat berjamaah,” tandasnya.

Laporan : Deni
Editor/Posting : Imam Ghazali

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *