Herman Deru Geram, Sumsel Masih Impor Daging

Securitynews.co.id, PALEMBANG- Gubernur Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) H. Herman Deru mengaku geram daerah ini masih impor daging sapi dari daerah lain. Padahal Sumsel memiliki lahan yang sangat luas dan subur. Bahkan lahan rawa juga dapat dijadikan sebagai komoditas ternak yang dapat diandalkan di Provinsi Sumsel.

Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri ISIKHNAS (Integrated Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional) dan pelantikan petugas Paramedik Veteriner dan Inseminator Indonesia (PARAVETINDO) di Hotel Swarna Dwipa, Palembang, Rabu (11/12/19).

“Saya geram seolah kita menjadi orang yang tidak bersyukur. Potensi kita kurang apa? lahan luas, subur dan lahan rawa juga banyak. Saya minta jangan pernah bercanda, workshop ini harus menghasilkan sesuatu yang besar,” katanya.

Herman Deru mengajak agar masyarakat luas dilibatkan minimal memberikan sumbang saran dan pemikiran yang hakikatnya satu yakni pemenuhan kebutuhan akan perternakan.

“Targetnya kita lima tahun ke depan Sumsel harus menjadi lumbung daging, kita ini bersyukur kepada Allah semua potensi yang berkenaan untuk mengembangkan perternakan ini tumpah ruah di Sumsel. lahan ada, alam menunjang, tinggal kemauan saja maka seluruh jajaran pemerintahan kabupaten/kota dan provinsi saya minta untuk lebih serius menanggapi perternakan ini,” ungkapnya.

Gubernur H. Herman Deru menambahkan, sektor peternakan akan dijadikan program unggulan di Sumsel, karena itu dia tidak ingin main-main dengan peternakan. Bupati dan Walikota dimintanya untuk segera menyusun program kerja dibidang peternakan dengan perencanaan yang matang dan proporsional.

“Saya mohon, uangnya minta dengan saya. Nanti kita akan alokasikan dana untuk pengembangan ternak. Asal alokasinya jelas dan proforsional. Bupati/walikota segera ajukan programnya asal jelas, saya akan anggaran,” imbuhnya.

Terkait dengan potensi peternakan kerbau rawa, Herman Deru menegaskan dibangunnya pusat pengembangan kerbau rawa di rambutan Kabupaten Ogan Ilir akan menjadi pusat pengembangan teknologi budidaya dan pengolahan hasil, pusat pendidikan dan juga agrowisata diharapkan dapat memajukan pertumbuhan populasi kerbau di Provinsi Sumsel.

“Ada keseriusan yang plus untuk ini, bina perternakan di lapangan, baik itu pembiakan, penggemukan. Orang yang bisa sukses di perternakan itu karena cinta, Saya minta besok dan ditunggu laporannya untuk pengembangbiakan ini,” pungkasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Prov. Sumsel Ir, Taufik Gunawan, M.Si dalam laporannya melaporkan, Workshop ISIKHANAS (Integrated System Informasi Kesehatan Hewan Nasional) dan Pelantikan Petugas PARAVETINDO (Paramefik Veteriner dan Inseminator Indonesia) Sumsel diikuti OPD Pernakan di 17 Kab/kota.

“Upaya Sumsel menjadi lumbung ternak nasional dilakukan melalui program inseminasi buatan dimana di Sumsel, Kabupaten OKU Timur menjadi daerah yang paling banyak melakukan inseminasi buatan yang ditandai dengan diterimanya Rekor Muri inseminasi terbanyak di Indonesia,” paparnya.

Dia menyebut sepanjang tahun 2019, Sumsel sudah upaya peningkatan hasil ternak melalui Program Upaya Khusus (upsus) Sapi Wajib Bunting (Siwab) dengan target 35 ribu ekor tercapai 44 ribu apseptor. Sedangkan target sapi bunting dari 24.500 ekor, terialisasi 25 ribu ekor bunting dan target 19 ribu ekor kelahiran tercapai 19.46 ekor kelahiran sapi anakan.

Upaya lainnya lanjut, Taufik Gunawan, Provinsi Sumsel memiliki 2 Plasma Nutfah Ternak yang telah ditetapkan oleh Menteri Pertanian dengan Surat Keputusan Menteri Nomor: 694/KPTS/PD.410/2/2013 mengenai kerbau rawa pampangan dan Surat Keputusan Menteri Nomor: 699/KPTS/PD.410/2/2013 tentang itik pegagan.

“Upaya Pemprov Sumsel juga melakukan pengembangbiakan Kerbau Rawa di Kab. Ogan Ilir. Pusat pengembangan kerbau rawa,” pungkasnya.

Laporan             : Akip
Editor/Posting : Imam Ghazali

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 komentar